Monday, June 19, 2017

Cerita Seks Dengan Muridku Demi Nilai Yang Bagus

www.dewajudi388.com - situs bola online. Aku sudah pensiun dari PNS dan biaya tersebut tidak juga bisa memenuhi kebutuhan keluargaku ditambah lagi hidup dizaman sekarang memang berat, belum lagi baiaya sekolah anak anak dan gaya hidup yang tinggi. Parni istri-ku yang tercinta mengidap penyakit kanker, harta yang tersisa pun aku jual untuk menutup semua biaya pengobatan, walaupun akhirnya istriku meninggal 5 tahun yang lalu..
Dan sejak 5 tahun itulah saya harus memutar otak, beruntung di usia-ku yang sudah lewat setengah abad ini, gelar S-2 sempat aku kenyam, hingga Aku masih dianggap pantas untuk mengajar di sebuah Universitas Swasta di Jakarta,
Berbeda memang, anak-anak dari kaum borjuis ini, membuat rasanya diri ini malu, merasa gagal sebagai orang tua, rasanya tuntutan ke dua anak-ku tidak lah berlebihan HandPhone berwarna atau pun sepeda motor, itu masih jauh di bawah standard para Mahasiswa-ku,

Ya bagaimana-pun aku mulai bersyukur, bersyukur anak-anak-ku masih mau menggap aku sebagai ayah, dan mau menerima keadaan ekonomi yang meski tidak berlebih, namun untuk sekedar biaya makan dan sekolah bukan-lah masalah, Selama 5 tahun ini juga aku berusaha menjadi dosen idealis, dosen yang baik dan objektive pada murid-murid-ku, berusaha sedikit tegas dan memang itu yang aku fikir harus aku lakukan, sayang rasanya membiarkan mereka membuang uang orangtua-nya untuk sekedar bermain di dalam kelas, aku gak mau seperti Pak Irham, atau Pak Bambang, yang dikenal sebagai dosen ‘baik’ di kampus ini, sayang rasanya mereka tidak mendapat sesuatu di dalam kelas,
Namun kejadian ini membuat hidup-ku berubah, mungkin. Waktu itu aku mengajar pelajaran Bank dan Lembaga Keuangan, salah satu mata kuliah yang paling aku kuasai, kelas yang kuajar itu bisa dibilang kelas buangan, karena memang hal yang biasa kalau daftar kelas dan dosen yang mengajar itu sudah bocor sebelum pengisian Jadwal mahasiswa, Jadilah kelas-ku salah satu kelas yang paling dihindari, Yang payahnya lagi anak-anaka ini seperti tidak mau Belajar, aku berusaha bersabar, hingga pada akhirnya saat membacakan nilai UTS, 3 minggu sebelum UAS murid-murid mulai menjambangi meja kerja-ku di ruang dosen, ya seolah aku yang menentukan nilai, aku yang sengaja membuat nilai mereka Jatuh,

Hal itu sudah biasa terjadi 5 tahun belakang ini, namun entah satu orang ini, seorang mahasiswi membuatku jatuh dalam perangkapnya, aku bahkan terkadang berfikir, apa aku pantas masih menjadi seorang dosen? Sore itu, seorang Mahasiswi, murid kelasku, usianya sekitar 21-an diatas rata-rata usia mahasiswa di kelas-ku, memang salah satu mahasiswa bermasalah dengan nilainya, orang-nya cantik, cantik sekali memang, rasanya dia pun terlihat berbeda memiliki keistimewaan tertentu yang membuat seorang lelaki, bahkan seusia-ku ini masih menaruh minat padanya, Tubuhnya sintal proposional, memang lebih tinggi dari-ku yang hanya 164 cm ini, sore itu sekitar pukul 5 sore, suasana ruang dosen sudah sangat sepi, apalagi hari jum’at hanya sedikit dosen yang mengajar hingga sepetang ini pada hari itu, aku baru saja duduk di kursi-ku setelah mengambil air putih dari dispenser di sudut ruangan, Saat itulah Bella, nama Mahasiswi itu datang menghampiriku, perlahan dia melangkah masuk, dengan senyuman lembut, rambut panjangnya yang berwarna coklat dikuncir, celana panjang jeans berwarna hitam ketat memperlihatkan pahanya yang berisi, bokongnya yang padat, Balutan kaus kuningnya, berdada rendah memperlihatkan payudaranya yang membusung, bahkan BH yang dikenakannya pun adalah Bra yang mengait dileher, hingga aku dapat dengan jelas melihat warna Bra-nya talinya berwarna merah, sedangkan Cup-nya sendiri berwarna Hitam, kutaksir ukurannya 36 B, terlihat dari balik kausnya yang berbahan tipis itu.

klik untuk perbesar
Entah apa maksudnya, aku tak berusaha menerka, mungkin hanya berusaha memberikan sogokan, seperti beberapa mahasiswa lain yang datang beberapa hari kebelakang, Aku pun berusaha memasang tampang cuek, meski iman ini mulai terguncang, “Pak Agus,” Suara lembut itu memanggil.
“Ya,” Kata-ku menjawab,masih berusaha memberikan ekspresi datar,
“Saya Bella, murid BLK bapak…” Memperkenalkan diri “ Boleh saya duduk?”
“Oh ya silahkan, Bella dari kelas G?” Aku pura-pura bertanya, meski sebagai lelaki tidak mungkin aku tak mengingat mahasiswi secantik Bella
“Iya pak, saya mau minta bantuan pak,” tampaknya dia sudah biasa berbuat seperti ini, hingga tak malu-malu lagi untuk mengajukan permintaan yang sebenarnya memalukan itu,
“Oh, memang apa yang bisa saya bantu?” Aku pura-pura bertanya meski sudah bisa menerka keinginan-nya,
“Nilai saya Pak, Cuma 24,Saya mau lulus pak,” Dia meminta lagi tanpa rasa malu
Wajahnya pun terlihat cuek, seolah tak bersalah,
“Wah, jauh ya,gimana mungkin kamu mengulang semester depan,” ya memang itu yang bisa kulakukan, nilai itu terlalu jauh, dan tampanya sulit untuk dia bisa mengejar nilai di UAS, meski bukan hal yang tidak mungkin,
“Yah, bapak, masa gak bisaaa…” Bella berkata Manja,tubunnya dibusungkan seolah sengaja mendorong dada-nya lebih maju, menempel di meja kerja-ku, menapak diatas kaca bening diatas meja,Dadanya terkesan lebih besar, tak hanya itu belahan dada-nya yang rendah membuat payudaranya sedikit terangkat keluar, belahan-nya menantang dalam jarak yang begitu dekat, darah tua ini mendidih,entah apa, aku berusaha menerka maksud dari murid cantik-ku ini,
“Bapak, tolongin saya ya pak,” Suaranya sengaja dibuat demikian manja, manja membuat hati ini sedikit luluh, aku seorang manusia, seorang lelaki normal
“Eh, ehmmm..”,” Mungkin kamu bisa, bisa kerjakan makalah bab 14 – 18, saya akan maksimalkan nilai tugas-mu..” Aku berusaha untuk tidak menatap ke belahan dadanya itu,

Aku yakin seyakin yakinnya, Bella bukan tak tahu aku mengintip, tapi dia seolah cuek-cuek saja, bahkan kesan yang diberikannya semakin disengaja,Seraya berdiri,
“Bapak, bapak bisa kan bikin cepet selesai?”, Dia berdiri menantang dihadapan-ku, tatapannya menggoda,” Ayolah Pak,” Katanya lagi sambil membuka jepitan rambutnya, rambut panjangnya terurai indah,menambah kecantikan gadis muda ini,.
Jantungku berdegup kencang,
“Eh, apa maks..maksud kamu,” Aku tahu, aku tahu maksudnya, aku bukan orang bodoh, tapi aku bukan orang yang ingin mengambil kesempatan, aku tahu di lingkungan kampus ini sudah biasa mahasiswi yang bisa dibilang ( maaf ) Jablay, dan bukan tak mungkin Bella ini pun salah satu bagian komunitas tersebut,
“Saya cuma mau lulus pak,” Dia menjawab santai, duduk diatas meja-ku, saat berdiri tadi dia sempat berbalik, tubuhnya indah sempurna, matanya indah bokongnya pun demikan menggoda,.aku meneguk ludah dalam deru jantung dan desir darah yang membara,
“Bapak, bapak tahu kan, bapak tahukan musti bagaimana untuk membantu saya,” Manja dia berkata,tubuhnya menunduk, memeluk-ku dari belakang, menyela lewat bahu,tangannya menempel didadaku, bersilang, kepalanya di tidurkan di bahu-ku, mesra, aku dapat merasakan hembusan nafas, tatapan matanya yang seolah menelanjangiku itu, mata berglayut manja memandang-ku, tiba-tiba Bella mencium-ku,
Memeluk-ku lebih erat, mencium pipi kiriku hangat, aku bahkan merasakan ciuman yang berbeda dari ciuman anak-anak-ku setiap ulangtahun-ku, bukan ciuman kasih sayang, tapi sebuah ciuman berbeda, mencium pipiku yang mulai berkerut dengan hangat, sentuhan lidahnya sesekali menyentuh kulit pipi-ku, darah tua ini tambah berdesir, makin menyerah akan kekalutan dosa birahi anak didik-ku,

“Bella yakin, Bapak pasti bisa bantu Bella,” Dia melepas pelukan dan menghentikan ciumannya, kufikir hanya ini saatnya bila aku ingin mengakhiri semua ini, mengakhiri dosa anak didik-ku,
Bella melangkah perlahan, mendorong bangku-ku menjauh dari meja kerja-ku,.dia berdiri dihdapanku sekarang,mulut orang tua ini tak sanggup berkata apa-apa lagi,di depan kedua mataku, Bella menarik kausnya, meloloskan kaus kuning tipisnya,sekaligus menarik jepitan rambutnya, rambut panjang coklatnya terurai, menambah kesan kecantikan sensual gadis itu
Tubuhnya yang putih indah itu, tak berbalut lagi dengan kaus tipis itu, payudaranya yang masih terlidung oleh Bra-nya yang mungkin hanya menutupi bagian putingnya saja, ya Cup-nya kecil sekali tak sepadan dengan dada-nya yang padat berisi itu,,
Bella, menatap ku, dengan tatapan manja Khasnya,
Menunduk lah gadis itu membuat payudaranya itu kian menantang-ku, menantang birahi-ku yang terus memuncak, mamancing birahi seorang lelaki tua,jemari lentiknya bergerak ke perut, seolah sengaja belaiannya seolah penari erotis yang begitu memamerkan perut ratanya yang putih rata itu,
Rambutnya yang panjang terurai, makin menggoda, menutup sebagian wajahnya memberikan kesan misterius yang merangsang, jemari lentik itu menekan kancing celana jeans ketatnya, menarik keluar kancing celana itu keluar dari tempatnya,
Belum lagi aku menghela nafas, Bella kembali membuatku harus menahan nafas lebih lama, jemari lentik berbalut kutek merah muda itu menempel di kancing resletingnya, sempat Bella menatap-ku, tersenyum…
Jemari lentik itu bekerja, menarik turun resletingnya, aku menarik nafas panjang-panjang, mata tua ini mengintip, mencoba mencari tahu indahnya dunia remaja, celana dalam hitam-lah yang bisa kulihat, aku menarik mata-ku dari daerah selangkangan itu, menatap mahasiswiku yang hanya tersenyum-senyum saja, dengan tatapan mata yang menggoda,

“Srettt…” celana itu meluncur turun, aku tak lagi harus mencuri-curi pandang, celana dalan hitam model string itu kini sudah menantangku, celana Jeans ketat itu terus diturunkan oleh Mahasiswi-ku itu,
Meluncur turun melewati bokongnya yang padat berisi itu, melewati pahanya yang begitu putih mulus menggoda, lutut-nya yang indah, turun lagi melewati betis Bella, ya ampun  tubuh itu seolah menari indah sekali, hingga celana jeans itu tertahan di kakinya, Bella meloloskan celana jeansnya dari kaki sebelah kiri dahulu, berganti kaki kanan hingga Jeans itu terlepas dari tubuh indahnya,sebelum dia menaruh kaus dan celana jeansnya diatas meja kerja-ku,
Mahasiswiku berdiri menantang dihadapan-ku, sinar matahari senja yang menyelinap dari balik meja kerja-ku, membuat keindahan di hadapan-ku ini makin mempesona, sinar mentari yang hangat itu tersenyum mesra memantulkan keindahan tubuh mahasiswiku,
Berdiri mematung, tangannya berpindah kebelakang menarik lepas kait branya,sebelum dia meloloskan Branya itu lewat lehernya,dadanya kian menantang, bulat dan cukup besar, tidak turun sedikitpun, sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya, putingnya yang tidak terlalu besar itu berwarna merah kecoklatan, mengacung tegak yang membuat kesan sensual kian bertambah…
Mahasiswiku berdiri nyaris bugil dihadapan-ku,
Ya ampun aku menarik nafas panjang,jantungku berdegup kencang sementara Bella melangkah mendekatiku.

“Bapak,. Bapak bisa kan bantuin Bella,” Dia mendekat ” Bella bakal nyenengin Bapak dech..” Rayunya. Jantung tua ini makin, payah, apalagi saat Bella tanpa tendeng aling lagi duduk di pangkuan-ku, bokongnya mendarat di paha kanan-ku, padat dan berisi sesuai dengan yang terlihat,kedua tangannya langsung memeluk-ku melewati leherku, mesra bergelayut,payudara indah-nya itu menempel di dadaku, membuatku yakin dia dapat merasakan degup jantung-ku yang begitu kuat berdebar, degup jantung yang makin menderu saat payudara itu bertempel di dadaku yang masih terbalut kemeja tua ini,
Bella tersenyum, mungkin dia dapat merasakan jantungku yang berdebar keras,
“Bapak, relaks ya,” ,.” Bella yakin pasti bisa nyenegin bapak koq,” dia tersenyum,
Tangannya menempel di wajah-ku, halus lembut, sesaat kemudian bibir mungil itu kembali menempel, bukan lagi di pipi-ku yang berkerut, tapi di bibir tua berkarat ini, Menyentuh hangat di bibirku, lidahnya mulai berusaha menyelinap masuk dalam bibir-ku, persetan dengan semua ideologi, objektivitas dan Sumpah dosen, aku tak bahagia dengan itu semua, kini yang terfikir hanya keindahan tubuh Mahasiswi-ku ini,
Aku tak lagi dapat menutup mulutku rapat, aku membiarkan lidah mudanya itu berpagutan dengan lidah tua-ku, ya-ya dia seolah tak sedikitpun jijik pada orang tua seperti-ku, aku pun tak lagi merasa malu, berhubungan dengan Gadis yang seumuran dengan putriku
Birahiku mengalahkan akal-sehat-ku.

Kami berciuman mesra, hidung kami sempat beberapa terantuk aku sudah tua untuk melawani french kissnya ini, sedotan dibalas sedotan, kami berciuman dahsyat hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat,
Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu, liur kami sudah saling tertukar, penis-ku pun sudah makin sesak dibawah sana,apalagi kala Bella menarik tangan-ku untuk mengapai dadanya, seolah menginginkan-ku meremas payudara-nya,
Jemari orang tua ini menyisir payudara kencang itu,jemariku terasa bergetar saat menyentuh kulit halusnya,aku mengganti jari-jariku dengan telapak tangan tua ini,menyentuh permukaan payudara itu,sedikit memberanikan diri menggoyang dan meremas payudara itu, pemiliknya sedikit mendesah diantara ciuman kami,
Ku-kumpulkan segenap keberanian-ku, kumainkan payudara yang menggantung itu, meremasnya dengan sisa tenaga tua yang ada,merema payudar itu, menekannya ataupun menarik-narik puting payudara itu, putingnya sesekali kuremas, kupelentir puting itu, teringat dengan istri-ku Parni dahulu,
“Ougghhh..” Bella mendesah nikmat, membuat-ku makin PD untuk mengerjai mahasiswiku itu,ya aku makin terbakar birahi,tak lagi kupedulikan status ” Dosen ” ku,
Kupeluk tubuh indah itu, kudekatkan lagi tubuh tua ini dengan tubuh indahnya,. memeluk mesra mahasiswiku, sambil berciuman, sambil memainkan puting payudara-nya itu,,
Tangan-ku yang memeluknya itu mulai berani lebih dalam lagi,menyelinap diantara celana dalamnya meremas bongkahan pantat itu,
“Aww… Bapak bandel ya,” Bella menghentikan ciumannya,tersenyum lah dia,
Ya Bella malah berdiri dihadapan-ku sekarang,
“Turunin pak, celana dalam-nya..” Rengeknya manja,
Aku tersenyum menatap wajah cantik mahasiswiku itu, ya aku tak lagi ragu untuk melakukannya,
Kujulurkan kedua tangannku, menarik karet celana dalam itu sebelum menariknya turun, gundukan bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah aroma, aroma khas wangi yang mematikan,
“Hehehe, gitu donk pak,” Bella kembali melompat dalam pelukan-ku, kini dia malah mengangakang dihadapanku,
“Pak, Turn me On lagi donk,” Pintanya,
Aku pun tak menolak,melakukannya,

“Bella, Bella, sini sama bapak ya,” aku memeluknya sekarang,
Kujulurkan bibirku menciumnya, dari kening turun kebawah, teringat titik sensitif istriku dahulu, tepat di balik telingannya, kugayut telinga itu, kuhisap-hisap teliganya, sesekali lidah ini kusisipkan di lubang telinga itu,
“Ahhh, ahhh pak,enaaaak…” Desahan manja melucur dari telingannya, tangan Bella pun tak lagi diam, membuka kancing perkancing kemeja ku itu,
Perlahan tapi pasti kancing kemejaku terbuka semua, sementara aku masih sibuk merangsang titik sensitifnya yang ternyata sama dengan istriku itu,
Tubuhnya bergerak-gerak manja, sambil tangannya berpacu dibalik kaus dalam-ku itu,merajahi dadaku yang juga mulai berkeriput dimakan usia
Jemari lentiknya bermain, ya mencoba merangsang diriku lebih lagi, puting ku dijelajahinya dengan tangannya yang halus itu menjepit payudaraku, sakit tapi ya nikmat sekali aku tak menyangkal kenikmatan yang diberikan mahasiswi-ku itu,
Aku pun mendesir hebat saat Bella dengan begitu bernafsunya berkata,
“Sekarang giliran Bella ya pak” pinta si cantik itu, “Bella yang bakal puasin Bapak”
Turunlah dia sambil tangannya menyibak kemeja dan kaus dalam-ku, tubuh tua yang sedikit buncit ini terpampang dihadapan Mahasiswi yang begitu cantik dan kontras dengan tua bangka seperti diriku.

Lidahnya merangsang puting tua-ku itu, menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya membuat si tua ini mendesah kenikmatan,nikmat sekali dia mngerayangi puting kanan-ku tak lama berganti ke kiri,tubuh tua ini bergetar,
“Enak pak,.?? ” tanya-nya tersenyum manja menatap-ku,
Aku membalas dengan senyuman, ..kembali Bella menarik tangan-ku,
ditaruhnya diselangkangan, agak ragu aku saat itu,
“Ayo pak, Bella pengen…” Dia meminta,
jempolku pun kugerakan,menempel di Clitorisnya, sedangkan jemari telunjuk-ku itu kugerakan di depan bibir vaginanya,
“Owhh,, pak, Enak, ahhh..” vaginanya sudah mulai basah, kugerakan jemariku makin cepat naik turun dipermukaan bibir vaginanya,
Bella mendesisi, sembari tak henti menjilati puting payudara-ku,tangan kirinya masih bergelayut memeluk-ku, sementara tangan kanan-nya digunakan merangsang permukaan dadaku,
Kurasakan permukaan vaginanya bertambah basah, tangan-ku pun mencuri kesempatan menjamahi payudara kencangnya itu, ya makin lama kami makin terpacu birahi, terpacu dosa kenikmatan, entah berpura atau tidak, tapi gerakan tubuh Bella menggambarkan seolah Bella ikut menikmati ini, semua,

“Pak… gak tahan, jangan di depan ajah.. ahhh, Pak masukin…” Pinta Bella,
Kuturuti kemauan anak didik-ku itu,telunjuk-ku ini kugunakan untuk melakukan penetrasi dalam vaginanya,terasa sempit liang kemaluan-nya sedikit basah dengan cairan cintanya yang mulai berproduksi dalam rahim muda gadis itu,
Telujuk itu kugunakan mendesak lebih dalam, kutatap wajah mahasiswiku, wajahnya tampak kesakitan, namun mulutnya berkata lain,
“Terus pak, awwww… enak pak…” Dia terus menceracau,akhirnya telunjuk-ku mentok juga, sesaat kudiamkan, Bella tampak menarik nafas panjang, sebelum akhirnya kugerakan telunjuk-ku naik turun dalam kemaluannya itu,
“Owwww, ahhh pakk,, aaww…” Dia menceracau, berusaha memagut bibirku, kusodorkan saja bibir tua ini, kami berciuman mesra sementara tangan-ku terus keluar masuk menjelajahi kemaluannya,
Jemari Bella seolah ingin membalas kenikamatan yang kuberikan,
Diraihnya kancing celana-ku, dipelorotkannya, sementara dengan jemari lentiknya dikeluarkan penisku yang sudah menegang itu,
“Ich, keras juga ya pak, awww..” Dia berkata disela desahan-nya,
aku makin liar, rasanya mendengar gadis secantik itu mendesah dalam pelukan-ku, makin membuat ku bergairah.

Makin kupacu jemariku keluar masuk dalam vagina-nya, sementara Bella membalas dengan sentuhan tangannya yang membelai kemaluan-ku, membelai sambil mengocok kemaluan-ku, jemari tangan yang halus, begitu nyaman menggengam kemaluan-ku,
Desah nikmat kami diantara ciuman Frenchkiss, nikmat menggema di Kantor dosen yang kosong itu,beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu, hingga akhirnya tubuh Bella menggelinjang hebat, menggelinjang panjang disertai desahan dasyat tubuhnya mengeras, giginya menggelayut,
Bella mahasiswi-ku terhantam gelombang organsme dahsyat, membuatnya tak karuan mendesah, aku merasakan vaginanya yang seolah menarik jemariku, menyedot hebat sebelum cairan vaginanya merembes keluar,
“Awhhhhh…Oughhh…” Dia memeluk-ku mesra saat Organsme itu tiba, nafasnya tersengal sengal, sebelum dia merambat turun,Penis-ku masih tegar berdiri saat itu,
Dia melangkah mengambil air minum di meja, menegaknya,
“Bapak, dasar, hebat banget..” celetuknya manja,
Aku kembali hanya tersenyum membalas,
“Sini Bella bales,” Dia kembali mendekatiku, berjongkok dihadapan-ku, meraih penis-ku ditangannya meremasnya mesra, sebelum dibuka-nya bibir mungil miliknya,
Penis ku dijilatnya, tubuh tua-ku mendesir nikmat,merasakan basuhan hangat lidah Bella yang menari di penis-ku,
“OWhh…” geli nikmat yang dahsyat, berlanjut kebuah Zakar-ku, agak susah membuatnya harus melepas celana panjang-ku turun, jadilah kami berdua dosen dan Mahasiswinya saling bertelanjang,
Tak lagi sempat berfikir, seketika buah Zakar-ku telah disantapnya, menghisap dan menyedotnya dahsyat,menggelitik buah zakar-ku itu, hingga basah, bijinya ditarik tarik memberikan kenikmatan, seolah tidak jijik dengan penis si tua bangka ini, bahkan memberikan kenikmatan yang dahsyat sekali,
Tangannya yang satu lagi terus mengocok penis-ku, belum lagi sedotan dahsyat pada buah zakarku, bulu kemaluan-ku yang sudah mulai beruban sesekali rontok tertarik tangannya, namun tak seberapa dibanding kenikmatan yang diberikan gadis muda ini.

“Ahhh, ahhh..” Aku terus mendesah kenikmatan
sesaat penisku malah sudah berada dalam mulut hangatnya, mulut hangatnya yang bermain membalur penis tua itu dengan lidahnya, menyedot penisku itu, ” Aghhh..” aku mengelinjang nikmat,
Kepala penisku dihisapnya sementara tangannya tak henti mengocok batang kemaluan-ku,aku tak tahan lagi,kutarik lepas kepala mahasiswi ku itu, kucium bibir mungilnya,.ku dorong dia keatas meja kerjaku, tangan-ku mencoba merangsang bibir vaginanya yang mulai basah,
“Oughh, pak…” Bella mendesah, kulepas ciuman-ku, kupindahkan ke payudaranya yang menantang itu,
Tangan ku, kini kugunakan untuk merangsang clitoris Bella, pemiliknya hanya dapat melenguh seakan melampiskan kenikmatan atas rangsangan yang kuberikan, Jemari-ku sesekali kusisispkn lagi dalam vagina-nya, sementara terus kuciumi juga payudara mahasiswi-ku itu,
Kukunyah puting payudaranya itu, kujilati seluruh bagian dari payudaranya yang putih indah menggoda itu,.” Ughhh, pakk..ahhhh “ Pemiliknya terus melenguh menambah naik birahiku,
Pinggulnya bergoyang erotis menikmati rangsangan dari orang tua ini, apalagi vagina itu kian basah oleh cairan cintanya, aku dapat merasakan kehangatan dan remasan otot-otot vaginanya meremas telunjuk-ku didalam sana, situs bola online. Jemari Bella terus mencoba merangsangku, terkadang tangannya membelai dada-ku memberikan sentuhan pada puting susu-ku, ataupun dia mencari telingaku untuk dihisapnya, mungkin dia ingin kami sama-sama naik, apa dia sudah sering seperti ini dengan dosen-dosen lain?? Ataukah dia tak merasa Jijik brcinta dengan orang yang mungkin sudah lebih berumur dari orangtuanya itu, ah enyahlah pikran semacam itu, tak perduli lagi dengan itu semua, yang terpenting aku dapat menikmati daging hangat ini sekarang.

Tangan Bella mencabut jemari-ku yang berada dalam vaginanya, ditariknya penisku yang sudah mengeras itu untuk merangsang vagina-nya, digesek-gesekannya lah kepala penis-ku itu, dia melenguh hebat menkmati ransangan yang diberikannya oleh permainannya sendiri itu,
“Oughh, pak..enyakk..” Bella terus melenguh, peluh sudah mulai membanjiri wajah cantiknya itu…
Jemarinya terus membimbing penis tua-ku itu untuk bermain di mulut vaginanya, penisku seakan berdenyut nikmat, tiap kali penis ini menyentuh bagian vaginanya yang basah dn tertekan-tekan nikmat, seolah ada yang ingin keluar meski aku tahu masih jauh buatku untuk menembak-kan sperma-ku ini,
Tak terduga apa yang terjadi selanjutnya. Justru Bella sendiri lah yang menekan-kan penisku masuk dalam vaginanya, keset sekali saat di bimbingnya penis-ku masuk dalam vagina-nya,dia terus meriung-riung tiap centimeter penisku melengsek masuk, “ Awwwh,pak…ahhhh…” aku pun tak uasa mendesah..” Ahhh, Bellaa…” pertama kalinya aku menyebut nama murid-ku itu dalam persetubuhan ini,.
Betis Bella terus mendorong pinggulku, di kaitkannya kedua kakinya kuatkuat pada pinggulku demi untuk mendorong penis-ku masuk lebih dalam, aku tak mencegah aku keenakan menikmati remasan otot-otot vagina muda dari mahasiswi tercantik di kelas ku itu.

Bella sendiri hanya merem melek saja, menikmati tiap detik penis-ku masuk lebih dalam,sempat mentok beberapa kali, namun aku menarik pinggulku lagi mencai ruang agar dapat menekan penisku masuk lebih dalam ada vagina-nya,
“Ahhh, pak,dalem banget.. awwhhh..” Rintih Bella, saat penisku akhirnya tertanam semua dalam vagina-nya, sempit sekali, kesat namun vagina itu terus berdenyut seolah memijat penisku yang berada di dalam sana,.
Aku tersenyum saja mendengar perkataan anak didik ku itu,
Entah sudah berapa tahun sejak aku menikmati vagina seorang wanita, namun aku yakin ini adalah vagina ternikmat yang pernah kurasakan dalam hidup-ku, lupakan kegilaan seorang PNS dahulu, hanya pelacur-pelacur kelas bawah yang pernah kunikmati dahulu, itupun sebelum menikahi istri ku yang tercinta, sejak kematian-nya tak pernah aku sekalipun bercinta dengan wanita, aku setia menjaga cintaku, hingga hari ini,
Seluruh birahi yang terpendam selama 5 tahun ini kutumpahkan pada diri anak didik-ku ini, kugengam pinggangnya sebagai tumpuan, kugoyangkan penisku keluar masuk dalam vagina-nya dengan kecepatan yang teus meningkat..
Payudaranya itu terpental kesana kemari, ya bergoyang memutar hingga menambah kecantikan murid-ku itu, sungguh dia memiliki pesona sendiri dimata lelaki, bunyi tabrakan bokongnya dengan selangkangan-ku menimbulkan bunyi yang cukup nyaring tapi kami tak perduli lagi,
Kami terus berciuman untuk mengurangi gaung suara desahan kami, lidah kami berpagutan sementara di bawah sana, vagina-nya terus meremas penis-ku, meremasnya nikmat sekali,
“Uhhh, owghhh,ahhhh…” Bella terus mendesah,.mulutnya seolah tak pernah berhenti mendesah, meransang darah tua ini untuk terus terbakar oleh suasana,Ya aku tak lagi berfikir selain memuaskan birahiku ini sekarang.

Dahsyatnya lagi tiap sodokan sekuat tenaga-ku, aku merasakan sensasi lain dari vagina-nya, selain lolongan panjang Bella, seolah ada cairan yang terdorong keluar dari dalam vaginanya, sesekali meloncat hingga kebuah zakar-ku,
Jemari Bella pun digunakan olehnya untuk membuka vagina-nya, entah mengapa dia lakukan itu, namun posenya itu membuat dia lebih merangsang saja, Sementara tangannya yang satunya lagi terus merangkul, memeluk-ku.
Kutarik tangan kanan ku dari punggulnya, kuremas payudara Bella yang membuat pemiliknya kembali melenguh erotis,lenguhan yang membuat ku kian bernafsu untuk mengocok gadis ini makin liar,
“Srettt, Srettt, Plak, Plak,” bunyi-bunyian yang sering terdengar karena sentuhan tubuh kami, belum lagi cairan vagina Bella yang terkadang merembes keluar melumasi penis-ku yang memungkinkanku untuk menyetubuhinya lebih cepat lagi..
“Awwhh, pak….Ahhhh..” Bella tiba-tiba mencakar-ku, tubuhnya mengejang hebat, apalagi tangannya yang mencengkram tangan-ku, mencengkamnya hebat membuat tangan-ku sediki terluka karena kuku jarinya yang panjang.

Yang lebih dahsyat lagi adalah vaginanya yang seolah menjus penis-ku didalam sana, himpitan otot vaginanya seolah melumat penis-ku, kurasakan semburan hangat cairan vagina Bella yang menyentuh kepala penis-ku, terus membasahi batangnya hingga merembes keluar, Beberapa detik Bella menutup mata dengan tubuh yang bergetar,
“Hahhh, ahhh, hahhh..” dia mendesah dengan nafas yang memburu,
“Enak pak,” Bella tersenyum genit,.” Lagi donk pak,hehehe”
Sebenarnya tak perlu komando darinya, begitu punggungnya yang sempat terangkat saat organsme tadi turun kebawah, langsung kuhantamkan lagi penisku keluar masuk dalam vaginanya,Desahan Bella kembali membahana,
Terus kugali vaginanya beberapa menit, tak secepat tadi memang namun masih dapat kuakali dengan penetrasi pendek, ya hanya kepala penis dan sebagian kecil penisku yang masuk, ternyata itu cukup membuat Bella blingsatan dan berusaha menggoyangkan pinggulnya, menginginkan penterasi yang lebih dalam..
“Ahhhh, ahhhh, bapak, jahat ahhh..” Rengeknya, namun aku tak tak perduli aku berfikir unuk mendapatkan kepuasan maksimal darinya, aku gak mau buru-buru keluar,
Kuciumi lagi puting payudaranya yang besar itu, kuremas dengan tangan-ku, kutarik-tarik lah puting payudaranya yang sudah mengeras itu, kujilati, kuhisapi sesekali mengunyahnya, bukan rahasia umum, kalau sebenarnya wanita lebih menyukai payudara bagian bawahnya untuk dijilati,aku tahu itu dari istriku.

Maka kugerakan lidahku menjilati payudara bagian bawah Bella, Bella langsung menggelinjang nikmat begitu lidahku ini, menjelajah payudara bagian bawahnya, kuciumi payudara putihnya yang sekal, bagian bawahnya begitu merangsang, Bulat sempurna,sementara aku masih melakukan penetrasi di muka vaginanya,
“Ughhh, pak..ahh,” Bella terus melenguh, melenguh keenakan, wajahnya kian merangsang, apalagi melihat matanya yang merem melek itu, sementara dari bibir mungilnya suara lolongan desahan nikmat terus saja keluar,
Setelah kurasakan sedikit sudah tenang kusodokan penisku dalam-dalam pada vaginanya, kali ini dengan seluruh tenaga yang ada ditubuh orang tua ini, Bella langsung melolong dahsyat.

Vagina-nya kembali mengejang, lelehan cairan cintanya kembali menerpa penisku, tubuhnya bergetar, meski tak sehebat tadi, namun aku tahu dengan pasti mahasiswiku in kembali mencapai puncak kenikmatannya,
Sayang beribu sayang, dasar tubuh ini sudah tua, aku tak sanggup bertahan lebih lama lagi. Remasan yang seolah memijat penisku di dalam vaginanya, membuat penis ini seketika meledak, melelehlah sperma orang tua ini dalam vagina Bella,
Banyak sekali, tabungan 5 tahun,Bella tampak kaget merasakan cairan sperma yang meloncat dalam leher vaginanya, aku pun sungguh tak menduganya, kami hanya tertegun saja, aku hanya diam entah apa yang ada dalam benak-ku saat itu, perasan bersalah atau apalah,
Kudiamkan saja penisku dalam vagina-nya, hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya, sementara Bella hanya diam menatap langit-langit ruang dosen, entah memikirkan apa, rambutnya sudah tak karuan, demikian juga dengan keadaan ruang kerja-ku, berantakan tak karuan,
Aku tertegun saja, kembali duduk di kursi-ku, tanpa busana, langit senja berganti dengan langit malam, sebuah petir menyambar membelah heningnya suasana, kami masih diam beberapa menit, hingga Bella kembali berbicara,
“Bapak, bisa bantuin Bella kan?” Dia bertanya,
Aku diam saja, memikirkan cara untuk membantunya,Namun pikiran jahat dari mana yang muncul, berusaha aku untuk menepis semua kebusukan pikiran ini, Dia seusia anak-ku, aku tak mau anak-ku seperti ini,
Sebuah petir kembali menyambar,diiringi derasnya hujan,.Hal yang langka diawal musim kemarau ini.

“Kalo segini sich belum cukup,” Aku bahkan tak percaya ini meluncur dari mulut-ku,Bella sampai tertegun mendengarnya,Aku berdiri mendekatinya,Kuraih dagu muridku, kucium bibir mungilnya itu,
Bella mendorong-ku,Tak ingin lagi dia dicium oleh-ku,
“Bapak mau apa?” Bella bertanya, nadanya ketakutan,
“Bapak Cuma mau lagi…”
Kudorong dia ke meja kerjaku, kali ini menungging, Dia berontak menghindari sergapan-ku,namun ternyata aku masih bisa menggungulinya dengan tubuh tua ini, penisku kembali mengencang,Kudorong paksa penisku masuk dalam vagina-nya,
“Oughhh,ahhhh..” pemiliknya menjerit tertahan, menahan sakit,
Wajahnya seolah marah menatap-ku,namun aku tak perduli, aku terus memacu penisku dalam vaginanya, vaginanya pun masih memijitku seperti tadi, bukti dia tak 100% menolak aku menyetubuhinya,
Aku terus mengerjainya dari belakang, kedua tangannya kutarik kebelakang, mencegah dia berontak atau memukulku, itu membuat dia tak dapat bersandar pada meja kerjaku,
Bella tetap mendesah hebat seperti tadi,rambutnya terurai tak beraturan…
Di depan meja-ku adalah meja Bu Ratih, di belakangnya ada kaca berukuran besar, wajah Bella terpantul disana, matanya seolah marah padaku, aku tak perduli aku hanya ingin menikmati Mahasiswi cantik-ku ini lebih lama, Aku yang salah, atau dia yang salah?
Salahkah aku sebagai seorang dosen?

Sunday, June 18, 2017

Cerita Seks Menjadi Foto Model Majalah Dewasa

www.dewajudi388.com - agen judi online. "Aha... Koran baru sudah datang", kataku dalam hati melihat surat kabar pagi terbitan hari ini tergeletak di dekat pintu pagar. Kuambil surat kabar itu. Langsung aku duduk di kursi di teras sambil membacanya. Sebagai mahasiswa fakultas ekonomi aku sangat menyukai berita-berita tentang perekonomian Indonesia termasuk krisis ekonomi berkepanjangan yang tengah melanda Indonesia. Kubolak-balik halaman-halaman surat kabar. Mataku tertumbuk pada sebuah iklan satu kolom yang cukup mencolok.

"Dicari, gadis berusia 17 sampai 25 tahun. Wajah dan penampilan menarik. Bertubuh ramping. Tinggi minimal 165 cm dengan berat yang sesuai. Dapat bergaya. Berminat untuk menjadi foto model. Peminat diharapkan datang sendiri ke Agency, Jakarta Pusat."

"Aku bisa diterima apa nggak ya?" Aku bertanya dalam hati. Memang sih, kupikir-pikir aku memenuhi syarat-syarat yang diminta. Usiaku baru menginjak 20 tahun. Tubuhku ramping dengan tinggi 170 cm, seimbang dengan ukuran dadaku yang di atas rata-rata wanita seusiaku. Wajahku cantik. Teman-temanku bilang aku perpaduan antara Desy Ratnasari dan Maudy Kusnadi. Tapi menurutku sih mereka terlalu memujiku berlebih-lebihan.

Ah, coba-coba saja aku melamar. Siapa tahu aku diterima jadi foto model. Kan lumayan buat menambah penghasilan. Aku masuk ke dalam rumah, ke kamarku. "Pakai baju apa ya enaknya?" batinku. Ah ini saja. Kukenakan blus biru muda dan celana panjang jeans belel yang cukup ketat yang baru saja beberapa hari yang silam kubeli di Cihampelas, Bandung.

Mobil Feroza yang kukendarai memasuki jalan yang disebut dalam iklan. Ah, mana ya nomor Rumahnya? Nah ini dia. Rumahnya sih cukup mentereng. Di halamannya terpampang papan nama "Agency Photo Studio & Modelling. Menerima anggota baru." Wah benar ini tempatnya. Kuparkir mobilku di pinggir jalan. Di sana sudah banyak bertengger mobil-mobil lain. Aku masuk ke dalam. Astaga! Di dalam sudah banyak cewek-cewek cantik. Pasti mereka juga adalah pelamar sepertiku. Sejenak mereka memandangku ketika aku masuk. Mungkin mereka kagum melihat kecantikan wajahku dan kemolekan tubuhku. Kucari tempat duduk yang kosong setelah sebelumnya mendaftarkan diriku di meja pendaftaran.
klik untuk perbesar

Gila, hampir semua tempat duduk terisi. Nah, itu dia ada satu yang kosong di sebelah seorang cewek yang cantik sekali, keturunan Indo. Wajahnya mirip Cindy Crawford. Kelihatannya ia sebaya denganku. Tapi astaga, ia memakai baju yang berdada rendah alias "you can see," dan rok jeans mini yang cukup ketat, sehingga menampakkan pangkal payudaranya yang berukuran cukup besar. Ia nampak memandangku dan tersenyum. Melihatnya aku menjadi minder. Wah, sainganku ini top sekali. Apakah mungkin aku terpilih menjadi foto model di sini? Satu persatu para pelamar dipanggil ke ruang pengetesan, sampai si Indo di sampingku tadi dipanggil juga. Semua pelamar yang sudah dites keluar lewat pintu lain. Akhirnya namaku dipanggil juga.

"Henny dipersilakan masuk ke dalam."
Aku pun masuk ke dalam dan disambut oleh seorang pria bertubuh agak gemuk.
"Kenalkan aku Rudi, direktur sekaligus pemilik agensi ini. Siapa nama kamu tadi? Oh ya, Henny, nama yang bagus, sebagus orangnya. Sekarang giliran kamu dites. Coba kamu berdiri di sana."
Aku pun menurut saja dan menuju tempat yang ditunjuk oleh Rudi, di bawah lampu sorot yang cukup terang dan di depan sebuah kamera foto.
"Coba kamu lihat-lihat contoh-contoh foto ini. Pilih lima gaya di antaranya. Aku akan mengetes apakah kamu bisa bergaya. Jangan malu-malu, don't be shy!" kata Rudi sembari memberiku sebuah album foto. Aku melihat foto-foto di dalamnya. Ah ini sih seperti gaya foto model di majalah-majalah! Mudah amat! Lalu aku memilih lima gaya yang menurutku bagus. Setelah itu, jepret sana, jepret sini, lima gaya sudah aku berpose dan dipotret. Tapi Rudi belum mempersilakan aku keluar ruangan. Dia kelihatannya seperti berpikir sejenak.

"Nah, sekarang, Han. Coba kamu buka kancing-kancing bagian atas blus kamu. Nggak usah malu. Biasa-biasa aja lah!"
Kupikir tak apa-apa lah kali ini. Kubuka beberapa kancing atas blusku sehingga terlihat BH yang kupakai. Mata Rudi sekilas berubah saat melihat pangkal payudaraku yang montok. Lalu aku dipotret lagi dengan pose-pose yang sensual.
"Nah, begitu kan yahud. Sekarang coba buka baju kamu semuanya."
Wah! Ini sih mulai kelewatan!
"Ayolah, jangan malu-malu!"
Sebenarnya dalam hati aku menolak. Akan tetapi biarlah, karena aku sejak kecil selalu mengidam-idamkan ingin menjadi foto model.

Dengan perlahan-lahan kutanggalkan blus dan celana panjangku. Mata Rudi tanpa berkedip memandangi tubuh mulusku yang hanya ditutupi oleh BH dan celana dalam. Aku sedikit menggigil kedinginan hanya berpakaian dalam di ruangan yang ber-AC ini. Namun Rudi tidak mengindahkannya. Ia malah menyuruhku menanggalkan busana yang masih tersisa di tubuhku. Ah, gila ini! Tapi cueklah, hanya berdua ini! Lalu dengan membelakangi Rudi, kulepas BH-ku. Kusilangkan tanganku di dada menutupi payudaraku.

"Han, masak kamu balik badan begitu. Bagaimana aku bisa mengetesmu."
Aku membalikkan tubuh menghadap Rudi. Rudi menyuruhku menurunkan tangan yang menutupi payudaraku. Rudi terpana menyaksikan payudaraku yang montok dan berisi dengan puting susunya yang tinggi menantang berwarna kecoklatan segar, tanpa tertutup oleh selembar benang pun. Aku menjadi risih pada pandangan matanya. Rudi menyuruhku melepas celana dalamku. Ia semakin melotot melihat bagian kemaluanku yang ditumbuhi oleh rambut-rambut halus yang masih tipis. Sekilas kulihat kemaluan di balik celana panjangnya menegang.

"Nah, sekarang kamu diam di situ. Akan kuukur tubuhmu, apakah memenuhi syarat", kata Rudi sambil mengambil meteran untuk menjahit. Pertama kali dia mengukur ukuran vital dadaku. Ia melingkarkan meterannya melalui payudaraku. Dengan sengaja tangan Rudi menyentil puting susuku sebelah kanan sehingga membuatku meringis kesakitan. Tapi aku diam merengut saja.

"Kamu beruntung memiliki payudara yang indah seperti ini", kata Rudi sambil mencolek belahan payudaraku.
"Nah, sudah selesai sekarang." Aku merasa lega. Akhirnya selesailah pelecehan seksual yang terpaksa kuterima ini.
"Jadi saya sudah boleh keluar?" tanyaku.
"Eit! Siapa bilang kamu sudah boleh keluar?! Nanti dulu, manis!"
Wah, kacau! Apa gerangan yang ia inginkan lagi?
"Susi!" Rudi memanggil seseorang.
Seorang gadis cantik keluar dari ruangan lain, telanjang bulat. Ya ampun, ternyata ia adalah cewek Indo yang tadi duduk di sampingku di ruang tunggu. Payudaranya yang montok bergantung indah di dadanya, seimbang dengan pinggulnya yang montok pula. Aku bertanya-tanya apa arti dari semua ini.

"Nah, sekarang coba kamu lihat, Henny. Susi ini adalah satu-satunya pelamar yang berhasil terpilih. Mengapa? Sebab ia cocok dengan profil foto model yang saya inginkan untuk proyek kalender bugil yang akan saya edarkan di luar negeri. Kalo kamu ingin berhasil seperti Susi, kamu harus berani seperti dia, Han", kata Rudi sambil menunjuk ke arah gadis cantik yang bugil itu. Astaga! Batinku. Aku harus dipotret bugil. Bagaimana pandangan orang-orang terhadapku nanti apabila foto-foto telanjangku sampai dilihat orang-orang banyak?! Tapi kan cuma diedarkan di luar negeri?!

"Baiklah, tapi kali ini aja ya", aku menyanggupinya. Akhirnya aku dipotret dalam beberapa pose. Pose yang pertama, aku disuruh berbaring tertelentang dengan pose memanjang di atas ranjang, dengan membuka pahaku lebar-lebar, sehingga menampakkan kemaluanku dengan jelas. Pose kedua, aku duduk mengangkang di tepi ranjang sementara Susi menjilati liang kemaluanku. Pose ketiga, aku dalam keadaan berdiri, sedangkan Susi dengan lidahnya yang mahir mempermainkan puting susuku. Pose keempat, aku masih berdiri, sementara Susi berdiri di belakangku dan berbuat seolah-oleh kami berdua sedang bersenggama. Susi berperan sebagai seorang pria yang sedang menghujamkan batang kemaluannya ke dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangannya meremas-remas kedua belah payudaraku yang indah. Dan aku diminta memejamkan mataku, seakan-akan aku sedang terbuai oleh kenikmatan yang tiada taranya. Semua itu adalah pose-pose yang membangkitkan nafsu birahi bagi kaum pria namun amat memuakkan bagi diriku.

Tiba-tiba kurasakan kedua belah payudaraku diremas-remas dengan lebih keras, bahkan lebih kasar. Aku meronta-ronta kesakitan. Aku menoleh ke belakang. Astaga! Ternyata yang di belakangku sudah bukan Susi lagi, melainkan Rudi yang sekarang tengah mempermainkan payudaraku dengan seenaknya! Entah Susi sudah ke mana perginya.

"Jangan, Pak! Jangan!" Aku memberontak-berontak sebisa-bisanya. Tapi semua itu tidak ada hasilnya. Tangan Rudi lebih kuat mendekapku kencang-kencang sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
"Kamu memang benar-benar cantik, Henny", kata Rudi sambil mencium tengkukku sementara tangannya masih terus merambah kedua bukit yang membusung di dadaku.

Tiba-tiba dengan kasar, Rudi mendorongku, sehingga aku jatuh tertelentang di sofa. Melihat tubuh mulusku yang sudah tergeletak pasrah di depannya, nafas Rudi memburu bagai dikejar setan. Matanya melotot seperti mau meloncat keluar melihat keindahan tubuh di depannya. Kututup payudaraku dengan tanganku, tapi Rudi menepiskannya. Betapa belahan payudaraku sangat lembut dan merangsang ketika mulut Rudi mulai menjamahnya. Payudaraku yang putih bersih itu memang menggiurkan. Mulut Rudi dengan buas menjilat dan melumat bagian puncak payudaraku, lalu mengisap puting susuku bergantian, sehingga aku menggelinjang kegelian. Nafasku ikut memburu kala tangan Rudi mulai merayap ke selangkanganku, meraba-raba pahaku dari pangkal sampai lutut. Lalu betisku yang mulus itu.

Aku hampir-hampir tak bisa bernafas lagi ketika mulut Rudi terus mengisap dan menyedot puting susuku. Aku meronta-ronta. Tapi Rudi terus mendesak dan melumat puting susuku yang runcing kemerahan itu. Seumur hidupku, belum pernah aku diperlakukan sedemikian lupa oleh lelaki manapun, dan kini aku harus menyerahkan diriku pada Rudi.

Rudi mencoba mendorong batang kemaluannya masuk ke dalam liang senggamaku yang sempit. Ia sudah tak kuat lagi membendung nafsunya yang memuncak ketika batang kemaluannya bergesekan dengan liang kewanitaanku yang merah terbuka. Batang kemaluan Rudi akhirnya menghujam seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku. Aku menjerit ketika liang kewanitaanku diterobos oleh batang kemaluan Rudi yang tegang dan panjang. Betapa perih ketika "kepala meriam" itu terus masuk ke dalam liang kewanitaanku, yang belum pernah sekalipun merasakan jamahan laki-laki.

Aku mencoba memberontak sekuat tenaga lagi. Tapi apa daya, Rudi lebih kuat. Lagipula aku sudah lemas, tenagaku sudah hampir habis. Terpaksa aku hanya dapat menerima dengan pasrah digagahi oleh Rudi. Dan akhirnya, aku merasa tak kuat lagi. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Aku tak sadarkan diri. agen judi online

Saat aku siuman, aku menyadari diriku masih tergeletak telanjang bulat di sofa dengan cairan-cairan kenikmatan yang ditembakkan dari batang kemaluan Rudi berhamburan di sekujur perut dan dadaku. Sementara kulihat ruangan itu telah kosong. Segera kukenakan pakaianku kembali dan bergegas ke luar ruangan. Kukebut Feroza-ku pulang ke rumah dan bersumpah tak akan pernah kembali lagi ke tempat terkutuk itu!

Saturday, June 17, 2017

Cerita Seks Dirumah Pacarku

www.dewajudi388.com - situs judi bola. Nаmаku Bagus, аku аѕli аnаk SMRG, Sеdаngkаn nаmа gаdiѕ itu Linda аѕаl dаri Bandung. Aku kеnаl diа ѕеlаmа kurаng lеbih 2 bulаn lаmаnуа, аku dеngаn Linda рulаng dаri kuliаh bаrеngаn ѕереrti biаѕаnуа. Kаrеnа hаmрir ѕеtiар hаri аku mеngаntаr diа untuk рulаng. Sеtеlаh mеngаntаrnуа dаn mulаi bеrаnjаk реrgi, tibа-tibа Linda mеmаnggilku.

“Bagus… kеѕini bеntаr”, lаngkаhku tеrhеnti dаn mеmbаlikаn bаdаn untuk mеnghаmрirinуа. dаn diа bеrbiѕik lеmbut di tеlinguku.
“Bеb, kе rumаh аku mаin уuk, mumрung di dаlаm ngаk аdа ѕiара-ѕiара tuh” аjаknуа

Tidаk mеnоlаk аjаkаnnуа, lаlu аku mеlаngkаh lаgi mеnuju kе rumаhnуа. Kеmudiаn аku diреrѕilаkаn duduk ѕаmbil nоntоn TV, dаn Linda ngоmоng ѕаmbil bеrjаlаn mеnjаuh “Sеbеntаr уаh bеb, аku gаnti bаju dulu.”

Sеtеlаh ѕеlеѕаi gаnti bаju уаng ѕuреr ѕеkѕi, kеmudiаn Linda dаtаng dеngаn mеmbаwа аir minum dаn duduk di ѕаmрingku.
Nih bеb, minum buаt kаmu аku уg bikinin” uсарnуа ѕаmbil mеnуоdоrkаn Juѕ Jеruk.

Kаrеnа аku bеrѕtаtuѕ расаrаn dеngаnnуа, аku mеnсium bibir Linda, dаn diа hаnуа tеrtunduk mаlu ѕаmbil bеrkаtа
“Ihhh.. jаngаn gitu аh bеb..” Lаlu аku bilаng !!!
“Linda.. kаmu itu саntik dеh kаlаu рiрi kаmu mеrаh..” dаn diа mеnуubitku-nуubitku bеrkаt gоmbаlаnku itu.
“Awwww…. Aduh.. ѕаkit lаh ѕауаng.”

Bеgitu mеѕrаnуа kаmi bеrduа di rumаh itu, уаng ѕаling сiроkаn dаn rаbа-rаbа kеѕаnа kеmаri. Tаnра mеmikirkаn hаl арарun аku rеlаkаn kеmаluаnku dilihаt ѕаmа Linda, dаn diа bilаng
situs judi bola
klik untuk perbesar
“Luсu уа bеntuknуа”
Lаlu diа mеrеbаhkаn bаdаnnуа di kurѕi раnjаng tеmраtku duduk, dаn diа mеnindihku, mеnсiumi аku, mеnуоdоrkаn tоkеdnуа kе wаjаhku. Suѕunуа ѕih mаѕih kесil ѕеukurаn dеngаn kераlаn tаngаn. аku julurkаn lidаhku kе аtаѕ dаn kе bаwаh untuk mеmаinkаn рutingnуа уg mаѕih kесil itu. Aраlаgi рауudаrаnуа ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin mеngеrаѕ dаn kераlаku ѕеmаkin ditеkаn раkаi рауudаrаnуа, ѕаmbil mеmаnggil-mаnggil nаmаku

“Tеruѕ… tеruѕ ѕауаng”

Tаngаn Linda уаng ѕеbеlаh kiri mеmеgаng рundаkku ѕеdаngkаn tаngаn уаng ѕеbеlаhnуа lаgi mеnuntun kеmаluаnku уаng tаdi dikосоk-kосоknуа untuk dimаѕukаn kе dаlаm vаginа.

Bеb… Siар ngаk…? tаnуа nуа
Tеntu dоng ѕауаng” uсарku mеѕrа
Aku ѕеоlаh-оlаh раѕrаh dеngаn ара уаng аku lаkukаn оlеh Linda dаri реrmаinаn ѕеx уаng di рimрin оlеh diа itu. Bеgitu ujung kераlа kоntоlku ѕudаh tеrаѕа di bаgiаn bibir mеmеknуа, mаkа “Blеѕѕѕѕѕ…” Mаѕuk lаh bаtаng реniѕ itu kе dаlаm lubаng mеmеknуа уаng ѕеmрit tеrѕеbut.

Kеmudiаn аku реrlаhаn-lаhаn mеnаik-turunkаn рinggаngku bеrkаli-kаli, ѕаmbil mеmаѕukаn реniѕku lеbih dаlаm lаgi, kеbеtulаn tidаk tеrdеngаr dеѕаhаn dаri ѕuаrа Linda. Tеtарi hаnуа biѕikаn-biѕikаn mеѕrа уаng mеmintа аgаr аku mеmреrdаlаm “gаliаnnуа”, ѕаking bеgitu nikmаtnуа Linda mеmеjаmkаn kеduа mаtаnуа dаn mеmintа lеbih dаlаm lаgi untuk mеnuѕuk mеmеknуа.

“Bеb… Tеruѕ… Tеruѕ… Lеbih dаlаm lаgi” kоmеntаrnуа ѕеоlаh-оlаh mеmintаku mеmреrсераt tеmро gеrаkаn
“Cераtin dikit dоng bеb, jаngаn lеѕu gitu Iiihh..” ѕаmbil mеmеgаng раntаtku dаn mеnggоуаng-gоуаngkаnnуа.
Sеtеlаh аku mеnuѕuk lubаng mеmеknуа lеbih dаlаm, mаkа mulаilаh tеrdеngаr dеѕаh-dеѕаhnnуа уаng lеmbut di tеlingku.

Ahhhh… Ahhh… ” rintihаnnуа mеrdu
Ntаh kеnара ѕааt аku mеndеngаr ѕuаrаnуа wаnitа ѕереrti itu, аkuрun mеnjаdi tаmbаh mеrаngѕаng, dаn еntаh kеnара рulа wаnitа ѕеlаlu mеmрunуаi сiri khаѕ dеѕаhаn kеtikа ѕеdаng bеrmаin ѕеx” рikirku dаlаm hаti ѕаmbil tеruѕ mеnggоуаng iѕi dаlаm mеmеknуа.

Dеtik dеmi dеtik, mеnit dеmi mеnit, wаktu dеmi wаktu, аku uѕаhаkаn ѕеluruh tubuhku untuk mеnggеnjоtnуа аgаr kаmi ѕаmа-ѕаmа mеrаѕаkаn kерuаѕаn. Hinggа di аkhir mеnit-mеnit tеrаkhir реrmаinаn ѕеx ini, аku mеmbеri diа kоdе bаhwа аku аkаn mеmunсrаtkаn ѕреrmа.
Bеb… Aduh… ini nih… Aduuhhhh buаng kеmаnа уа…? tаnуаku kераdаnуа
Cаbut dulu bеb” uсарnуа
Kisah Seks Bercinta Dirumah Pacar – Bеgitu аku саbut, dаn Linda mulаi bеrjоngkоk ѕаmbil mеmеgаng bаtаng реniѕku уаng ѕеkаliаn di аrаhkаnnуа kе lubаng mulutnуа.
Aааааааааааааааа… ” ѕuаrаnуа tеrdеngаr ѕаmbil mеngаngа mеnаnti ѕреrmаku nguсur di mulutnуа.
Aku kосоk tеruѕ реniѕku ѕаmраi аku mеngеluаrkаn ѕреrmа” Crооt.. Crоt… Crоt…” Sеmburаn kеnсаng mеnуеmbur mulut dаn mukаnуа.
Hаnуа ѕаtu kаtа уаng kеluаr dаri mulutnуа” Uеееnааааkkkkk…. Hmmmmm”
Sеtеlаh ѕреrmа hаbiѕ di ѕеdоt diа, аku mulаi mеmbаringkаn diri di аtаѕ ѕоfа уаng ditеmаni di ѕеbеlаhnуа. situs judi bola
Gimаnа bеb… ѕеru gаk ? tаnуаku
Hmmmm… Mаntар bаngеt mаlаh bеb” kоmеntаrnуа уаng tеrlihаt ѕеnаng dаri реrmаinаnku
Kаlаu bеѕоk-bеѕоk mаu lаgi, раnggil аku аjа уа bеb. Aраlаgi kаlаu ngаk аdа оrаng di rumаh аku раѕti dаtаng kоk” uсарku tеrѕеnуum
Huuuuuu… Dаѕаr mаunуа уаng еnаk аjа” uсарnуа mеnсubit рiрiku.

Sеtеlаh рuаѕ bеrbinсаng-binсаng kесil, kаmi mеmаkаi kеmbаli ѕеmuа раkаiаn уаng tеrlераѕ tаdi dаn dilаnjutkаn dеngаn mеnоntоn TV. Aku bеrаdа di rumаhnуа hinggа ѕоrе hаri, dаn tidаk аdа tаndа-tаndа оrаng tuаnуа аkаn dаtаng. Sеbеnаrnуа аku mаu ngеwе lаgi dеngаnnуа, tеtарi tаkut kеtаhuаn, dаn аku mеngurungkаn niаt tеrѕеbut.

Friday, June 16, 2017

Cerita Seks Ngecrot Di Dalam Lisa

www.dewajudi388.com - agen judi online. Aku adalah seorang mahasiswa berusia 23 tahun, laki-laki. Aku kuliah di kampus sebelah barat Jakarta. Aku kuliah selalu ambil waktu di sore sampai hari,yang mana pada waktu siangnya aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta.

Suatu hari sewaktu aku kuliah sore yang berakhir pada malam hari sekitar pkl 20.00 wib, aku menemui seorang mahasiswi sedang sendiri yang sedang menanti hujan reda, karena pada waktu itu hujan turun dengan derasnya, sehingga aku merasa iba melihatnya, kemudian aku mendekatinya dan menyapanya. "hai.. apa kabar? " dengan senyum manis, ia menyambut sapaan aku "hai juga, baik". Lalu aku tanya "sedang tunggu siapa?" Lisa jawab "tunggu hujan.." sambil melemparkan senyum manisnya kepadaku. Aku tanya lagi "kok hujan ditunggu sich?" Kemudian ia jawab "lha iya lah. Aku kan bawa motor, lagian motor itu aku parkir, dan pastinya kena hujan dech" Lalu ia tanya pada aku "kamu sendiri?" aku jawab "aku juga sama seperti kamu, tunggu hujan! Lagian aku juga enggak bawa motor nich, trus aku juga tunggu hujan dech" kemudian aku berkenalan dengannya, aku tanya "namamu siapa?" Lisa balik nanya sebelum menjawab pertanyaanku "namamu?" aku jawab "namaku Toto kamu?" "namaku "Lisa".

Tidak lama setelah kami mengobrol hujanpun reda, dan saat itu waktu sudah menujukkan pukul 22:30 wib, karena sudah malam dan Lisa mengendarai motor sendirian, lalu aku menawarkan diri untuk mengantarnya ke rumah, karena pada jam malam seperti itu rawan kejahatan.

Di jalan, kami kehujanan lagi, dan kami tak menghiraukan untuk berteduh sejenak. Hujan semakin deras, entah sengaja atau tidak, Lisa memelukku dari belakang begitu eratnya hingga kontol ku tegang karena tarangsang oleh pelukan seorang gadis yang lumayan cantik dan putih bersih bernama Lisa.
klik untuk perbesar
Tidak lama kami tiba dirumahnya. Rumahnya besar, namun tidak ada orang, karena Lisa tinggal sama adiknya, dan adiknya pun malam itu tidak tidur dirumah Lisa. Sedangkan ortunya tinggal di Pekalongan.

Lalu Lisa mengajakku masuk kerumahnya, dan menyuguhkan kopi sebagai penghangat dan cemilan kue kering, karena hari hujan aku dilarang olehnya untuk pulang, dan menganjurkan untuk menginap.

Kami berdua mengobrol macam-macam, sampai-sampai soal sex, yang waktu itu dimulai karena aku tanya "kamu pernah nonton bokep?" Lisa jawab "iya pernah sama teman-teman, tapi enggak sama teman cowok kok". Lalu aku tanya " apa yang kamu rasa waktu nonton film itu?" Lisa jawab biasa aja, sebab udah biasa. Di bilang sering sich memang iya, tapi waktu pertama kali nonton kayaknya gimanaa gitu.. asik juga sich" Lalu dalam pikiran ku "gile juga nich cewek, rupanya udah pernah nonton film bokep. Enggak nyangka kalo dari wajahnya Lisa itu terlihat kalem"

Setelah selesai kami mengobrol, kemudian kami tidur dan Lisa menunjukkan kamar kosong untuk aku. Tidak berapa lama, ternyata aku gak bisa tidur, karena dinginnya malam disebabkan hujan deras lalu aku berinisiatif untuk ke kamarnya. Karena kamarnya tidak di tutup apa lagi dikunci, aku langsung nyelonong ke kamarnya dan aku tanya "'Ris.. ada seli...." lalu aku tersentak kaget karena pada waktu itu aku lihat Lisa sedang berganti pakaian dan saat itu Lisa dalam keadaan bugil. Lisa pun terkejut, lalu ia menutupi tubuhnya dengan bantal.

Tapi anehnya Lisa tidak marah, melainkan hanya tersenyum dan aku bilang "maaf ya Ris" ia jawab "gak papa kok. Kalo di kamar itu kamu gak bisa tidur, kita tidur berdua disini yuk" . Tanpa ragu aku memenuhi kemauannya, dan Lisa tidur dalam keadaan bugil hanya dilapisi selimut, sedangkan aku tidur dibawah hanya beralaskan karpet. Aku tanya ke Lisa, "kamu biasa tidur seperti itu?" Lisa jawab "ah enggak juga, kalo lagi mau aja" kemudian Lisa mengajakku untuk tidur bersama di sampingnya. Namun kami berdua tidak bisa tidur, rupanya nafsu sex kami berdua sedang tinggi-tingginya, maka aku mengambil inisiatif, aku juga turut bugil bersama Lisa. Aku mulai menggerayangi Lisa mulai dari telinganya aku cium, lalu ke lehernya dan tiba-tiba Lisa membalikkan badannya yang semula membelakangiku, dekat sekali wajahnya yang putih bersih saling berhadapan dan mata kami saling bertatapan, lalu kami berciuman, lidah kami mainkan. Sambil berciuman aku meremas toketnya yang menurut perkiraanku berukukan 34B dan ideal dengan tinggi badannya yang kira-kira 167 cm dan Lisa menggelinjang blingsatan karena tak kuasa menahan nikmat. Lalu tanganku mulai turun ke arah memeknya dan mulai mengelus-elus memeknya yang besar dan berbulu lebat, sambil kujilati putting toketnya, ku mainkan klitorisnya dengan tangan...., dan Lisa hanya bisa mendesah... " To.. enak .. To..terus... Lisa ga kuat nich Aaaacchhh.....,,sttthh..ughhhh..." aku pun lebih agresif lagi, kuturunkan mulutku dari putting toketnya, dan mulai menjilati memeknya yg harum dan, basah..., klitorisnya ku kulum lembut. dan ku jilat-jilat, sekali-sekali ke bibir memeknya dan Lisa bergerinjal kegelian, "Sttt... To. enak a... .ooughhhh...To. terus...akungggg... " sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sekitar 15 menit sudah ku jilati memeknya dan memeknya yang besar pun sudah banyak mengeluarkan cairan bening kental, dan Lisa menarik pundak aku, sehingga posisi aku menindih Lisa, dan kontol aku tepat berada di memeknya Lisa, aku tidak berani untuk lebih jauh. tapi Lisa merengek untuk memasukkan kontol ku ke memeknya.. Dengan tanpa ragu-ragu aku pun memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang besar itu., dan.. Oughh..stthhhh.. aku merasa ada segumpal daging yang menghisap kontolku.. Ternyata Lisa mengangkat pinggulnya ke atas sehingga kontolku yang sudah tegang masuk ke liang memeknya... Lisa.

Enak sekali, memek kamu enak Lisa. Aku hanya berkata itu dan selebihnya hanya mendesah..., aaahhh...aaahhhh.....ahhh.....akhirnya aku pun menggenjot kontolku naik turun, dan Lisa pun tidak mau kalah Lisa menggoyangkan ke kiri dan ke kanan pinggulnya, wah... serasa di puntir-puntir kontolku ini, dan memeknya Lisa memang terasa sangat sempit sekali dan begitu menggigit atau mungkin karena kontol aku cukup besar dan, "sttt... oghhh. Too..... terus...Toooo..... terus.. saaayyyanggg ougghhh.. Ssshhh.. " itu desahan Lisa yang begitu kuat yang aku dengar keluar dari mulutnya dengan bibir yang tipis itu, aku pun terus menggenjotnya dengan frekuensi lebih cepat... dan desahan Lisa pun makin keras... ugh.ughh.ughh.ughh.., dan kulihat Lisa menggigigit bibir bawahnya. dan entah pada menit ke berapa, Lisa mendesah sangat keras sekali, "Aaaaccchhhh..... ti..ti....Lisa...mo .ke..luar...ouuuugggggghhhhhhhhhh....ssssssstttthhhhhhhh..., bareng dengan dekapannya yang sangat kuat memeluk badan aku, ternyata Lisa sudah mencapai klimaksnya.

Dan Lisa terkulai lemas tapi kontol ku masih tetap tegang dan kaku, lalu kemudian aku menyuruh Lisa untuk bergaya Doogie Style. Rupanya Lisa langsung mengerti apa yang aku maksud, maklum karena Lisa memang suka sekali nonton bokep. Lalu kemudian aku memasukkan kontol aku dari belakang... Sambil kuremas-remas toketnya ku genjot kontolku yang sudah ada di dalam memeknya.. , mula-mula Lisa tidak bereaksi apa-apa karena mungkin sudah lepas, tapi lama kelamaan desahannya pun mulai terdengar lagi, aku genjot lebih cepat. dan Lisa mengerang.. Dan Lisa mendesah menahan nikmat yang tiada taranya itu. " Ohg. ah.. Lisa. terangsang lagi. Lisa .. mau keluar lagi..stttttt" tunggu aku sayang.., kita keluar bareng.. itu yang aku ucapkan. tapi mungkin Lisa sudah tidak kuat dan Lisa berteriak. " Oougghhh. sstttt A..... Lisa udah mau kee....luu..arrr......., ku genjot lebih cepat agar akupun bisa mencapai klimaks. dan pada saat Lisa " mendesah. " ughh.... kamu memang..... sangat. perkasa..." maka kontolku pun berdenyut. seperti mau meledak .. Dan.. aku cabut kontolku kemudian aku telentangkan Lisa dan...Crot. Crot....stttttt.. spermaku masuk kedalam mulutnya dan Lisa menampung sperma itu di mulutnya. Lisaa...... enak.sekali. memek mu enak........ dan kami berciuman saling melumat dengan dibumbui spermaku yang saat itu masih berada dimulutnya. Terasa spermaku asin dan kental, lalu kami menelan bersama-sama sperma itu. Kemudian kami pun terkulai lemas.....

Lisa hanya tersenyum memandang ku dan memelukku. tidak lama kemudian kami pun tertidur lelap dengan badan dalam keadaan bugil. Malam yang hujan deras itu telah kami nikmati berdua, ahhh.. kapan lagi aku bisa merasakan itu. Dan di pagi harinya cerah aku lihat Lisa bugil, ia menyuguhkan teh hangat walaupun aku melihat dengan mataku yang "Lima Watt" menahan kantuk. Dan Lisa melakukan itu semua dalam keadaan bugil. Di pagi hari itu, dalam keadaan bugil tentunya kami bercanda-canda seperti layaknya anak kecil. Kejar-kejaran di rumahnya yang luas, lalu ngobrol-ngobrol di ruang tamu, sampai pada akhirnya kami melakukan persetubuhan di kamar mandi. Kami saling menyabuni dan aku memeluk ia dari belakang sambil menyabuni memeknya yang besar dan indah itu. Kami saling bermasturbasi. Lisa mengocok-kocok kontolku dan aku mengelus-elus memeknya dan memasukkan jemariku kedalamnya. Kami berdua menikmatinya, setelah kejadian itu, kami janjian untuk bertemu di hotel dan tidak salah lagi, pembaca pasti tahu apa yang kami lakukan. Sampai sekarang aku ketagihan dan selalu ingin melakukannya lagi.

Thursday, June 15, 2017

Cerita Seks Dikerjain 3 Cewek Maniak Seks

www.dewajudi388.com - agen bola online. Sebenarnya aku tidak istimewa,, wajahku juga tidak terlalu tampan,, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa sajalah.. Tidak ada yang istimewa bagiku dalam diriku ini.. Tapi entah kenapa aku banyk dicintai gadis.. bahkan ada yang mau mengajakku kencan.. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana.. aku belum mau pacaran.. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA.. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki,, sudah puny pacar.. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar.. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran.. Walau sebenarnya banyk juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.

Waktu itu hari Minggu pagi.. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga.. Padahal aku paling malas berolah raga.. Tapi entah kenapa,, hari itu aku pakai seragam olahraga,, pakai sepatu yang cukup menarik.. Dari tempat tinggalku aku sengaja joging.. sesekali berlari kencang mengikuti orang-orang yang ternyta cukup banyk juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hany sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.. Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah.. dan kakiku sudah mulai terasa pegal.. aku duduk beristirahat di bangku taman yg dekat,, sambil memandangi gadis-gadis yang masih berolah raga dengan segala macam tingkahny.. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.. Belum lama aku duduk istrirahat,, datanglah seorang gadis yang duduk di sebelahku.. Hany sedikit saja aku melirik,,

cukup cantik juga wajahny.. dya mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan,, dengan potongan leher yang lebar dan rendah,, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadany yang menonjol dalam ukuran cukup besar.. Kulitny putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahany yang putih dan padat jadi terbuka.. Cukup leluasa untuk memandangny.. aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan,, ketika dya tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.. ‘Lagi ada yang ditunggu??’,, tegurny tiba-tiba.. aku terkejut,, tidak menyngka kalau gadis ini menegurku..

Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga.. Karena tidak menduga kalau dya akan menyapaku.. ‘Tidak…,, Eehhh,, kamu sendiri….??’,,aku balik bertany.. ‘Sama,, aku juga sendirian’,, jawabny singkat.. aku berpaling dan menatap wajahny yang segar dan agak kemerahan.. gadis ini bukan hany memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga puny bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangny.. Apalagi pinggulny yang bulat dan padat berisi.. Bentuk kakiny juga indah.. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikanny.. Padahal biasany aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.. ‘Jalan-jalan yuk…’,, ajakny tiba-tiba sambil bangkit berdiri.. ‘Kemana??’,, tanyquu ikut berdiri.. ‘Kemana saja,, dari pada bengong di sini’,, sahutny..
klik untuk perbesar
Tanpa menunggu jawaban lagi,, dya langsung mengayunkan kakiny dengan gerakan yang indah dan gemulai.. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kiriny.. Beberapa saat tidak ada yang bicara.. Namun tiba-tiba saja aku jadi kaget dengany,, karena tanpa aku ketahui,, gadis ini menarik tanganqu.. Bahkan sikapny begitu mesra sekali.. Padahal baru beberapa detik bertemu.. dan akujuga belum kenal namany.. Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu.. Kulihat tanganny begitu halus dan lembut sekali.. dya bukan hany menggandeng tanganku,, tapi malah mengge1ayutiny.. Bahkan sesekali merebahkan kepalany dibahuku yang cukup tegap.. ‘Eehhh,, nama kamu siapa…??’,, tanyny,, memulai pembicaraan lebih dulu.. ‘yoga’,, sahutku.. ‘Aakkkh….,, kayak nama perempuan’,, celetukny.. aku hany tersenyum saja sedikit.. ‘Kalau aku sih biasa dipanggil Rina’,, katany langsung memperkenalkan diri sendiri.. Padahal aku tidak memintany.. ‘Nama kamu bagus’,, aku memuji hany sekedar berbasa-basi saja.. ‘Eeehhh,, boleh nggak aku panggil kamu Mas yoga??,,

Soalny kamu pasti lebih tua dariku’,,· katany meminta.. aku hany tersenyum saja.. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah,, aku kelihatan jauh lebih dewasa.. Padahal umurku saja baru 17 lewat beberapa bulan.. dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang pelajar,, atau seorang pekerja yang sedang mengisi liburanny dengan berolah raga pagi.. Atau hany sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.. ‘Eeehhh,, bubur ayam disana nikmat lho.. Maauuu nggak…??’,, ujarny menawarkan,, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.. ‘Boleh’,, sahutku.. Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasany enak sekali muantap.. apa lagi perutku emang lapar dari tadi.. Sambil makan,, Rina banyk bercerita.. Sikapny begitu riang sekali,, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalny.. Rina memang pandai membuat suasana jadi akrab.. Selesai makan bubur ayam,, aku dan gadis itu kembali berjalan.. Sementara mentari terus naik makin tinggi.. Sudah gac enak lagi berjalan dengan teriknya mentari waktu itu.. aku bermaksud mau pulang.. Tanpa diduga sama sekali,, justru Rina yang mengajak pulang lebih dulu.. ‘Mobilku di parkir disana…’,, katany sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyk terparkir.. ‘Kamu bawa mobil…??’,, tanyquu heran.. ‘Iya.. Soalny rumahku kan agak jauh.. Malas kalau naik kendaraan umum’,, katany beralasan.. ‘Kamu sendiri yha…??’ aku tidak menjawab dan hany mengangkat bahu saja.. ‘Ikut aku yuuuk…’,, ajakny langsung..

Belum juga aku menjawab,, Rina sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilny.. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus,, dan tampakny masih cukup baru.. Rina malah meminta aku yang mengemudi.. Untungny aku sering pinjam mobil Ayah,, jadi tidak canggung lagi membawa mobil.. Rina langsung menyebutkan alamat rumahny.. dan tanpa banyk tany lagi,, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahny yang berada di lingkungan komplek perumahan elite.. sebenarny aku mau langsung pulang.. Tapi Rina menahan dan memaksaku untuk singgah.. ‘Ayooooooo….’,, Sambil menarik tanganku,, Rina memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahny.. Bahkan dya langsung menarikku ke lantai atas.. aku jadi heran juga dengan sikapny yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalny ke dalam kamar.. ‘Tunggu sebentar yaaaaaaaaa…’,, kata Rina setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.. dan aku yakin kalau ini pasti kamar Rina.. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri,, entah ke mana perginy.. Tapi tidak lama dya sudah datang lagi.. dya tidak sendiri,, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya denganny.. dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping,, padat dan berisi.. aku jadi tertegun,, karena mereka langsung saja menyeretku ke ranjangny.. Bahkan salah seorang gadis langsung saja mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang.. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat.. aku benar-benar terkejut,, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.. Karena kejadianny begitu cepat dan tiba-tiba sekali,, hingga aku tidak sempat lagi menydari.. ‘aku dulu…,, aku kan yang menemukan dan membawany ke sini’,, kata Rina tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosny..

Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar.. Rina bukan hany menanggalkan bajuny,, tapi dya melucuti seluruh penutup tubuhny.. Sekujur tubuhku jadi menggigil,, dadaku berdebar,, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Rina mulai melepaskan pakaian yang dikenakanny satu persatu sampai polos sama sekali…. Akhh tubuhny luar biasa bagusny…. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat,, payudarany besar dan padat.. Bentuk pinggulny ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik,, Bulu-bulu vaginany tumbuh lebat di sekitar kemaluanny.. Sesaat kemudyan Rina menghampiriku,, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku,, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya.. Bukan hany Rina yang mendekatiku,, tapi kedua gadis lainny juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhny.. ‘Eeehhh,, apa-apaan ini?? Apa mau kalian sekarang …??’,, aku membentak kaget dan shok.. Tapi tidak ada yang menjawab.. Rina sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasny yang keras dan memburu.. aku menggelinjang dan berusaha meronta.. Tapi dengan kedua tangan tetrikat dan kakiku juga diikat oleh tali yang udah dipersiapkan,, tidak mudah untuk melepaskan diri dari semua ini.. Sementara itu bukan hany Rina saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku,, tapi kedua gadis lainny juga melakukan hal yang sama.. Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik,, ketika merasakan jari-jari tangan Rina yang lentik dan halus menymbar dan langsung meremas-remas bagian batang kontolku..

setelah itu batang kontolku menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna,, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Rina.. aku hany bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.. aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah sepertinya haus akan sex.. memang gairahku langsung terangsang waktu itu juga.. Tapi aku juga ketakutan sekali.. perasaanku jadi gac enak kalu kaya gini.. aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri,, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasany hany ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.. aku benar-benar tidak berdaya ketika Rina duduk di atas perutku,, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahany yang padat.. Sementara dua orang gadis lainny yang kutahu bernama Riska dan Sri terus menerus menciumi wajah,, leher dan sekujur tubuhku.. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya,, kalau tidak menyksikan dengan mata kepala sendiri.. Saat itu juga aku langsung menydari kalau gadis-gadis ini bukan hany menderita penykit hiperseks,, tapi juga biseks.. mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisny,, dan juga dengan sejenisny.. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual.. aku jadi ngeri dan takut membayangkanny.. Sementara itu Rina semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhny di atas tubuhku.. Meskipun ada rasa takut dalam diriku,, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa,, baru sekarang ini kontolku merasakan kenikmatan dan hangatny lubang vagina seorang gadis,, lembut,, rapat dan sedikit basah,, Rina pun merasakan kenikmatan yang sama,, bahkan sesekali aku mendengar dya merintih tertahan.. Rina terus menggenjot tubuhny dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatny membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan.. Rina yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginany dan secara cepat tanganny meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan memaju mundurkan batang kontolqu,,

hingga beberapa detik kemudyan aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasny.. Rina terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.. Tetapi Rina rupany tidak berhenti sampai disitu,, kemudyan dengan cepat dya dibantu dengan kedua temanny menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tanganny sambil mulutny juga tidak lepas mengulum kepala penisku.. Perlakuanny ini membuat penisku yang biasany setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Rina sekarang 100% berhasil.. kontolku tetap dalam keadaan bangun dengan keras bahkan mendekati sempurna dan Rina kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginany kembali dan dengan cepatny Rina menggenjot kembali vaginany yang sudah berisikan batangan penisku.. aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini.. penisku terasa lebih kokoh,, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat.. Tidak lebih dari sepuluh menit Rina memperkosaku,, tiba-tiba dya menjerit dengan tertahan dan Rina tiba-tiba menghentikan genjotanny,, matany terpejam menahan sesuatu,, aku bisa merasakan vagina Rina berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku,, hingga akhirny Rina melepaskan teRinakanny saat ia merasakan puncak kenikmatanny.. aku merasakan vagina Rina tiba-tiba lebih merapat dan memanas,, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Rina.. Saat Rina mencabut vaginany kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyk di batangan penisku….

Setelah Rina Baru saja mendapatkan orgasme,, Rina menggelimpang di sebelah tubuhku.. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkanny,, melihat itu Sri langsung menggantikan posisiny.. gadis ini tidak kalah liarny.. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Rina.. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri.. Hany dalam tidak sampai satu jam,, aku digilir tiga orang gadis liar.. mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekelilingku,, setelah mereka mencapai kepuasan dan kenikmatanny.. Sementara aku hany bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa.. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini…?? aku hany bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuany.. Tapi harapanku hany tinggal angan-angan belaka.. mereka tidak melepaskanku,, hany menutupi tubuhku dengan selimut.. aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamrny,,masih terikat tangan dan kakiku .. aku sudah berusaha membrontak dan melepaskan diri.. tapi malah membuat tangan dan kakiku jadi sakit.. aku hany bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.. Sungguh aku tidak menyngka sama sekali.. Ternyta ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku.. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini.. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahiny dengan cara memaksa.. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku.. Sehingga aku sering kali tidak menydari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu.. Dalam pengaruh obat perangsang,, mereka melepaskan tangan dan kakiku.. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan dan kenikmatan yang tak terhingga,,mereka kembali mengikatku seperti tadi.. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.. dan secara bergantian mereka mengurus makanku.. mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan lap,, sehingga tubuhku ini bersih dan terawat.. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan cukup baik,, tapi dalam keadaan yang begini capa yang tidak suka?? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan.. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu.. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam.. aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.. Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini.. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi,, tapi hany dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus.. dan aku sama sekali tidak puny tenaga lagi.. Bahkan aku sudah pasrah.. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahiny.. aku benar-benar tersiksa.. Bukan hany fisik,, tapi juga batinku benar-benar tersiksa.. dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu..

Tapi sungguh aneh.. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini,, aku tidak lagi melihat mereka datang.. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan.. aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan lemas.. Sementara cacing diperutqu ini terus menerus berdemo karena belum diisi makanan.. aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.. Namun keesokan hariny,, pintu kamar terbuka.. aku terkejut,, karena yang datang bukan Rina,, Sani atau Riska Tapi seorang lelaki tua,, bertubuh kurus.. dya langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki.. Saat itu aku sudah tidak berdaya,, sehingga tidak mungkin tuk bergerak.. dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring.. Bahkan dya memberikan satu stel pakaian,, dan membantuku mengenakanny.. ‘Tunggu sebentar,, Bapak mau ambilkan makanan’,, katany sambil berlalu meninggalkan kamar ini.. dan memang tidak lama kemudyan dya sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk paukny yang enak dan lesat.. Selama 2 hari belum makan,, membuat keinginan makanku jadi meningkat.. Sebentar saja 1 piring nasi itu sudah habis quu lahap.. Bahkan satu gelas air juga kuhabiskan sakeng laperny.. Tubuhku mulai terasa segar.. dan tenagaku berangsur pulih.. ‘Bapak ini siapa yha ??’,, tanyquu ‘Saya pengurus rumah ini dik’,, sahutny.. ‘Lalu,, ketiga gadis itu gimana pak….’,, tanyquu lagi.. ‘hhhhh…,, mereka memang anak nakal.. Maafkan mereka,, dik…’,, katany dengan nada sedikit sedih.. ‘Bapak kenal dengan mereka semua yha??’,, tanyquu.. ‘Bukanny kenal lagi dik .. Saya yang mengurus dan merawat mereka sejak kecil.. Tapi saya tidak menyngka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu.. Tapi untunglah,, orang tua mereka telah membawany pergi dari sini.. Mudah-mudahan saja kejadyan seperti ini tidak terulang lagi’,, katany menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.. aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi.. Setelah merasa tenagaku kembali pulih,, aku minta diri untuk pulang.. dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu rumahnya.. Kebetulan waktu itu ada taxi yang lewat.. aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku.. Di dalam perjalanan pulang,, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.. aku benar-benar tidak mengerti,, dan hampir tidak percaya.. Seakan-akan semua yang terjadi hany mimpi belaka.. Memang aku selalu menganggap semua itu hany mimpi buruk.. dan aku tidak berharap bisa terulang lagi.. Bahkan aku berharap kejadyan itu tidak sampai menimpa orang lain.. aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menydari kesalahanny dan mau bertobat.. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusny tidak perlu terjadi.

Wednesday, June 14, 2017

Cerita Seks Vonny Cewek Binal

www.dewajudi388.com - judi bola online. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman Dinna satu kelompok, dan pinter sekali Dinna bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan Dinna. Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah Vonny teman Dinna yang tadi dikenalkan. “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis. “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”

Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan Vonny. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Vonny adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan Dinna sahabatnya. “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu Dinna ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti. “Ngomong apaan sih.., serius banget Von…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik. “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi. “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran.

Akhirnya kuputuskan Vonny ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Vonny tak antar lagi ketempat ini. “Masalah apa Von kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi. “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya. Sesekali kulirik paha Vonny yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Vonny tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Vonny akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Vonny bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan. “Ok Von sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Vonny mempersilahkan duduk. “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Dinna ya..?”, tanyanya. Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Vonny yang ceplas ceplos itu. “Merasakan apaan sih Von?”, tanyaku pura-pura bodoh. “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Dinna, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”. Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Vonny yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Vonny merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya. “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias. Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Vonny meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Vonny kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Vonny berdiri dan duduk disampingku.
klik untuk perbesar

“De…”, sapanya manja. Aku melirik dan, “Ya?”, jawabku kalem. “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Dinna De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya. Pelan dan kurasakan bibir Vonny hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Vonny terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Vonny kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Vonny semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Vonny berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Vonny yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras. Kudengar nafas Vonny memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Vonny mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Vonny hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Vonny untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Vonny hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Vonny hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat - cepat kutindih tubuh mulus itu dan Vonny mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti. “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya. Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar- benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahanya, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Vonny indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Vonny yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat. Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Vonny semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Vonny semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Vonny dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan.

Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Vonny yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah. Vonny berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Vonny bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Vonny masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Vonny. Jeritan Vonny semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Vonny semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tangan Vonny menangkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Dengan lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Vonny menjerit keras dan menjepitkan kedua kaninya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Vonny. Kaki Vonny kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum. “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali. Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Vonny berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Vonny mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Vonny ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Vonny merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Vonny semakin dalam kurasakan tempat yang dituju. Aku tidak kuat dan, “Von aku mau keluar”, lenguhku. Vonny hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Vonny terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Vonny. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Vonny berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini. Aku menindih Vonny dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Vonny mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Vonny dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Vonny kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…, Vonny kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Vonny kembali mendorongku untuk tidur. “Eh Von aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…” Tapi tak kudengar jawaban karena Vonny menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Vonny kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Vonny ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang. Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Vonny semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangannya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Vonny yang semakin menggila. Kulihat kepala Vonny naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Vonny kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Vonny kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Vonny membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuatur ritme agar aku tidak cepat keluar. Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Vonny yang semakin liar pada penisku. Kepala Vonny tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Vonny berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Vonny hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Vonny semakin ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan.

Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Vonny semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan pada penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Vonny mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Vonny tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya. Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Vonny masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Vonny mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Vonny tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Vonny beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Vonny hanya diam saja memandangiku. “Kenapa Von…?”, tanyaku. Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga” “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat.

Kami berdua menuju ke toko tempat Vonny memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Vonny seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali- kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atau memeras payudaranya yang besar. Bahkan Vonny semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Vonnypun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tanganku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Vonny hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Vonny memarkir mobil dan kami berpisah, Vonny memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih. Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..” Vonny mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Vonny akan layani” Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Vonny yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.