Sunday, June 11, 2017

Cerita Seks Devi Cewek Bispak

www.dewajudi388.com - agen judi online. Kisah ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Devi, anak ini memang terkenal genit. Padahal sebenarnya orangnya biasa2 aja gak terlalu istimewa tapi karena sifatnya yang ramah dan gampangan itu yang membuat dia banyak dikerubutin teman2 cowok termasuk aq. Diantara sekian banyak cowok ada satu yang paling getol dekat2 ma Devi, namanya Rudi. Setiap kali aq melihat Rudi mendekati Devi maka tangannya gk jauh2 dari meraba pantat atau toked Devi.

Pernah suatu ketika saat pelajaran Kesenian, Devi yang duduk sendirian karena teman satu mejanya tidak datang pindah tempat duduk ke tempat Rudi yang memang duduk sendirian dibarisan paling belakang sudut, bersebelahan dengan mejaku.

Mulanya aq gk terlalu pedulian, paling juga si Rudi ngucek2 payudaranya si Devi. Tapi saat aq ngelirik, aq kaget setengah mati. Kontol si Rudi udah keluar dari celananya dan sedang dikocok2 ama Devi! Rudi menyeringai bangga melihat ke arahku. Sementara Devi hanya tersenyum2 genit aja melihat aq yang terpelongo.

Sambil menikmati kocokan Devi tangan kiri Rudi asik meremas2 payudara kanan Devi, untuk menutupi pandangan guru dari depan Rudi sengaja menaruh buku bacaan kesenian di depan Devi dengan cara di dirikan jadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku itu.

Beberapa menit kemudian kulihat peju Rudi menyembur keluar, Devi kemudian mengelap tangannya yg belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq juga jadi kepingin. Aq segera memberi kode sama Rudi untuk gantian, kamipun berganti posisi.

“Vi, aq juga donk..” pintaku setelah duduk di sampingnya,
klik untuk perbesar
“Paan?” tanyanya pura2 gk tau. “Kocokin kontol aq” ujarku, Devi mencibir kearahku, “Gak mau” tolaknya. Bangsatnya ni pikirku, gk tau orang dah konak juga. Sementara di meja sebelahku, si Rudi cekikikan melihatku, teman semejaku juga ngintip2 sambil tersenyum2 mupeng. Pasti mintak bagian juga tuh.

Karena udah gk tahan menahan birahi, sambil melihat kedepan pelan2 aq menurunkan resleting celanaku, tapi susah juga ngeluarin si kontol yang udah jegang dari tadi dalam posisi duduk gini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku lepaskan kait kancing celanaku baru kurogoh kontolku mengeluarkannya, begitu kontolku keluar dari celana langsung keraih tangan kanan Devi, ku arahkan ke batang kontolku.

“kocokla cepat..” bisikku, tangan Devi yang lembut dan halus kemudian memegang batang kontolku dan mulai mengocok2nya membuat aq tertunduk keenakan.
“enak ya..?” bisik Devi, “anjeng, enak kali” balasku berbisik. Berkali2 aq mengeluarkan nafas keras saat kulit tangan Devi yang lembut menggesek2 kepala kontolku.

Sesekali aq melirik ke arah Rudi dan temanku yg tertawa2 kecil melihat aq lagi dikocokin ma Devi, teman semejaku berkali2 memberi kode mintak giliran yang dibalas dengan Devi leletan lidahnya. Asli mupeng dia, terlebih lagi saat aq dengan sengaja meremas2 payudara Devi sambil melirik mengejek ke temanku itu.

Beberapa menit kemudian pejuku akhirnya muncrat keluar disertai rasa nikmat tiada tara, sebisa mungkin aq menahan untuk tidak mengerang. Kututupi wajahku dengan kedua tanganku menahankan rasa nikmat di kontolku.
Devi mengangkat tangannya menunjukkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian seperti tadi dia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Karena merasa masih ada bau2 pejunya, Devi permisi ke wc. Gk lama teman sebangkuku ikut permisi keluar. Aq kembali pindah ke mejaku sementara Rudi duduk di bangku sebelahku.
Tapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” terka Rudi. Aq manggut2 mengiyakan. Ampe pergantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka kembali, ku lihat teman aq itu tersenyum bahagia. Sementara Devi kembali ke bangkunya, bukan di tempat Rudi lagi.

Langsung kucecar teman ku dengan pertanyaan2, ngapain aja kalian? Temanku cerita begitu dikamar mandi, dia langsung meluk Devi. Sambil berciuman temanku meremas2 payudara Devi lalu dia meminta Devi untuk menghisap kontolnya, Devi ok-ok aja menghisap kontol temanku itu, lagi pula biasanya kamar mandi pas jam pelajaran masih berlangsung memang tergolong sepi kuadrat.
Eh pas lagi asik2an begitu tiba2 masuk cowok dari kelas sebelah, udah bisa ketebak cowok itupun mintak bagian. Terpaksa Devi ngelayani dua kontol sekaligus. Sepikan bukan berarti gk ada yang datang, beberapa menit kemudian datang dua orang cowok, anak kelas 2. melihat Devi yang lagi jongkok sambil ngisapin kontol kami, mereka pun dengan sabar ngantri mintak disepong juga.
Setelah semua ngecrot baru Devi dan teman aq itu kembali ke kelas. Aq jadi geleng2 mendengar cerita teman aq itu, jontor deh tuh bibir nyepong 4 batang sekaligus…

Lain waktu ada lagi cerita saat aq, Rudi dan Devi tergabung dalam satu tugas kelompok yg diberikan oleh guru bahasa inggris kami. Selain kami bertiga ada empat orang lagi, dua perempuan dua laki2. Jadi totalnya kami bertujuh. Kami memutuskan mengerjakan tugas kelompok tersebut pada hari minggu di rumah Devi.

Jadi begitulah pada hari minggu yang dijanjikan kami berkumpul di rumah Devi, kami mengerjakan tugas itu di ruang tamunya. Mulanya sih biasa2 aja, selain karena ada cewek lain juga karena orang tua Devi masih berada di rumah.
Suasana mulai berubah saat orang tua Devi keluar untuk menghadiri suatu pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 tubuh Devi membuat Devi sibuk menepis tangan jahil Rudi. Jadinya malah gk mengerjakan tugas kelompok lagi tapi mule cerita2 jorok yang membangkitkan gairah.
“Sil udah pernah liat kontol gk?” tanya Rudi ma Silvia salah satu teman cewek dalam kelompok kami. Nih anak emang gk ada otaknya. Silvia yang mendengar pertanyaan Rudi jadi merah padam mukanya, mulutnya langsung melancarkan cacian sama Rudi membuat kami tertawa2.
“gitu aja marah, Sil, Devi aja tenang2 aja klo liat kontol, ya kan Vi” Amir ikut2 nimbrung sambil ngelirik genit sama Devi, Devi hanya mencibir menanggapi godaan Amir.

“ngomong2 kontol kelen, macam yg besar aja kontol kelen” Wita kali ini yang angkat bicara, nih anak mang rada berani dibandingin Silvia.
“eh, mo liat ko kontol aq…?” tanyak Rudi semangat sambil berdiri memamerkan celananya yang menggembung di bagian selangkangan. Tingkahnya membuat para cewek2 itu terpekik2 sambil cekikikan, Devi yang tepat berada di samping Rudi tiba2 meninju selangkangan Rudi membuat dia terpekik kesakitan yang disambut gelak tawa kami semua.

Gk sadar udah hampir tiga jam juga kami di rumah Devi, akhirnya kami memutuskan melanjutkan lagi pengerjaan tugas kelompok itu Senin besok. Wita dan Silvia pulang dengan diantar Amir dan Joko sementara aq dan Rudi tetap tinggal. Aq sudah menebak apa yang ada dalam pikiran Rudi, begitu mereka berempat meninggalkan rumah Devi, Rudi langsung melancarkan serangan2nnya.
Entah siapa yang bernafsu duluan keduanya udah bergumul saling peluk dan cium mengabaikan aq yang terbengong2 melihat aktivitas mereka berdua. Dengan ganas tangan Rudi meremas2 payudara Devi sementara tangan Devi meraba2 selangkangan Rudi. Gk mau ketinggalan aq langsung duduk disamping kiri Devi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Devi melepaskan ciumannya dari Rudi gantian menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh nafsu. Aq menggeliat nikmat saat jari2 Devi meremas selangkanganku sementara disamping kanan Devi Rudi memelorotkan celananya sekaligus celana dalamnya hingga kontolnya yang tegang terlihat menjulang.

Rudi segera meraih tangan Devi dan mengarahkannya ke kontolnya, Devi melepaskan ciumannya dariku dan melihat ke arah kontol Rudi kemudian mulai mengocok2nya membuat tubuh Rudi jadi kejang2. Aq ikut2an melepasi celanaku hingga kontolku dengan leluasa tegak dengan gagah.
Aq berdiri disamping Devi sambil meraih kepala Devi dan menariknya ke arah kontolku, mengerti kemauanku Devi langsung membuka mulutnya lebar2 membiarkan batang kontolku masuk ke dalam mulutnya, begitu kontolku masuk langsung dia menghisapnya membuat aq mendesis keenakan.
“kontol! Kau pulak yang duluan di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengentoti mulut Devi sambil mendesah2 keras memanas2i Rudi sementara Devi makin aktip menghisap2 kontolku.

Panas melihat aq yang disepong Devi, tangan Rudi kelayapan menaikkan rok terusan Devi ke atas hingga pahanya yang mulus terbuka sampai terlihat pangkal paha Devi yang terbalut celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Devi membuat Devi mengeluarkan suara2 mengeram sambil terus menghisap2 kontolku. Celana dalamnya terlihat basah oleh rembesan cairan vaginanya.
“Vi buka sempak kau, si Martin mau liat pepek kau” kata Rudi sambil tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Devi, Devi agak menaikkan pantatnya agar celana dalamnya dengan mudah dapat dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tak lepas memandang pepek Devi yang ditumbuhi bulu2 halus, begitu pepek Devi terbuka jari2 Rudi langsung bermain di celah pepek Devi membuat Devi mendengus2 merasakan kenikmatan. Tubuhnya menggeliat2 merasakan gesekan2 jari Rudi di celah pepeknya.

Tanpa sadar aq makin dalam menyodokkan kontolku di dalam mulut Devi, berkali2 Devi mengeluarkan suara tersedak dan berusaha melepaskan kontolku dari dalam mulutnya tapi karena aq telah dikuasai nafsu birahi malah makin kasar menggoyang2kan pinggulku mengentoti mulut Devi sambil tanganku memegang kepala Devi menghindari dia melepaskan kontolku. Devi udah gk lagi menghisap kontolku hanya membiarkan saja kontolku memenuhi rongga mulutnya bergerak leluasa.
“ayo Vi terus” ujar Rudi sambil memberi semangat sambil tangannya juga dengan cepat menggesek2 pepek Devi membuat Devi makin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan susah payah Devi menjauhkan kepalanya dari kontolku, tepat saat dia berhasil mengeluarkan kontolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan perasaan nikmat tiada tara.

Devi memekik kecil saat maniku menyembur ke wajahnya, aq dengan sengaja mengarahkan ujung kontolku ke wajahnya hingga maniku muncrat di wajah Devi. Maniku yang kental dan berwarna putih itu menempel disekitar wajah Devi.
“kamu jahat, maninya ditembakkan ke muka Devi” rungut Devi manja, dengan perasaan lelah aq duduk disamping Devi melihat dengan takjub maniku meleleh di sekitar wajah Devi sebagian menetes ke baju kaosnya.
“memang ni, gk usah kasih lagi Vi” Rudi ngompor2in, pasti udah mupeng dia. “dah buka aja Vi bajunya, udah kenak mani si Martin gitu” ujar Rudi, “alah pengen aja bilang” cibir Devi tapi dia mau juga membuka bajunya.
Kini udah benar2 bugil , kontolku yang semula layu mulai bangkit kembali melihat tubuh telanjang Devi, “kelen juga la buka baju masak aq aja” ujar Devi, tanpa diminta dua kali Rudi segera menanggalkan pakaiannya diikuti oleh aq.

Kini kami bertiga udah bugi, aq dan Rudi segera mencaplok masing2 payudara Devi yang cukup besar itu membuat Devi tertawa geli menerima rangsangan dari kami. Ini pertama kalinya aq menghisap pentil perempuan.
Rudi kemudian merebahkan tubuh Devi di sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku hingga wajahnya tepat di depan kontolku yang mulai tegak lagi. Aq terbengong2 melihat Rudi mengambil posisi di tengah2 pangkal paha Devi, kontolnya yang tegang tepat berada di celah pepek Devi.
“ko mo ngentoti dia??” tanyaku terheran2, “memang kenapa?” tanya Rudi, sementara Devi memandangku dengan ekspresi heran, “nanti dia gk perawan lagi” ujarku lugu. Mereka berdua tertawa geli mendengar ucapanku.

“Martin tenang aja, nantik abis Rudi, Martin boleh ngentoti Devi” ujar Devi sambil menggesek2kan pipinya di batang kontolku. Sementara Rudi kembali melanjutkan maksudnya mengentoti Devi.
Terdengar pekik Devi saat batang kontol Rudi menerobos masuk kedalam pepeknya, entah karena udah dari tadi nahan nafsunya, Rudi dengan cepat menjurus kasar menyodok2kan batang kontolnya di dalam pepek Devi membuat Devi makin memekik2 menahankan serangan2 Rudi.
“enak kali pepek kauuu Viii….”ceracau Rudi meningkahi pekikan Devi, sementara aq hanya bisa diam aja menonton mereka berdua ngentot dengan liarnya. Kontolku sekarang udah benar2 ngaceng lagi.
Tubuh Devi terguncang2 seiring hunjaman kontol Rudi di dalam pepeknya, teteknya yang bulat ikut bergoyang2 membuatku jadi gemas meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Devi, tapi Rudi nggak merubah tempo genjotannya malah makin cepat menggoyang2kan tubuhnya. Tubuh mereka berdua mulai dibanjiri oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas dengan pekikkan terputus2 Devi. Entah berapa lama tiba2 Rudi mencabut kontolnya dari dalam pepek Devi dan mengocok2kan batang kontolnya di depan perut Devi. Gk berapa lama kontolnya memuntahkan mani yang cukup banyak. Maninya muncrat diperut bahkan sampai ke payudara Devi.

“aduh enak kali..” desis Rudi, sementara Devi memejamkan matanya dengan dadanya yang turun naik seolah2 baru saja berlari jauh. Tubuhnya yang mungil terlihat mengkilat oleh keringatnya.
Begitu Rudi bangkit dari tubuh Devi, aq segera menggantikan posisinya. Dengan tidak sabar menusukkan batang kontolku ke celah pepek Devi tanpa memperdulikan mani Rudi di tubuh Devi.
Tapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini memang pertama kalinya aq mengentot dengan perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sambil memegang batang kontolku dia mengarahkan arah tusukanku, “dibawah sini” bisiknya masih dengan nafas yang tersengal2.

Lobang pepknya mengalirkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya terasa licin. Aq terpejam nikmat merasakan pertama kali kontolku masuk ke lobang pepek perempuan, aq berusaha mengocokkan batang kontolku di pepeknya tapi berkali2 kontolku keluar lagi dari pepek Devi. Melihat itu Rudi jadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” ujar Rudi.

“baru pertama ya tin?” Devi ikut2an bersuara membuat jadi panas. Setelah agak lama akhirnya terbiasa juga aq menyodok2kan kontolku di dalam pepek Devi. Beda dengan Rudi dengan ku Devi hanya mengeluarkan suara mendesah2 kecil aja.

Walau tadi baru mengeluarkan tapi karena ini sensasi pertama ku mengentoti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq makin mempercepat goyanganku, berkali2 kontolku keluar dari pepek Devi tapi dengan cepat ku masukkan lagi dan ku kocok lagi.
“Tin klo mo nembak jangan di dalam” ujar Rudi mengingatkan, tubuh Devi sendiri terlihat makin kaku. Akhirnya dengan perasaan nikmat tiada tara kontolku untuk kedua kalinya mengeluarkan spermanya. Kalo ini di dalam pepek Devi, tubuh ku mengejang2 kaku mendapatkan orgasme kedua ku. Devi langsung terpekik kaget menyadari aq menembak di dalam vaginanya.

“wei kontol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tapi aq yang lagi dilanda kenikmatan gk peduli sama sekali. Aq makin menekankn dalam2 batang kontolku di dalam pepek Devi sementara tubuh Devi yang terhimpit tubuhku ikut mengejang. Kepalanya menggeleng2 kiri dan kanan, kurasakan daging otot pepek Devi mencengkram erat batang kontolku.
Ku rasa pepek Devi makin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya juga karena kontraksi otot pepeknya.

Lima menit kemudian kami uda berpakaian kembali, sementara Devi ke kamar mandi. Baru kemudian kami berpamitan pulang. Selama sebulan aq cemas2 Devi akan hamil, apalagi tiap hari Rudi menakut2iku kalo Devi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tapi ternyata apa yg ku khawatirkan tidak benar2 terjadi.

No comments:

Post a Comment